![]() |
FOTO. Inilah bus karyawan AMNT yang mengalami kecelakaan tunggal di Kilometer 12 jalan by pass Lunyuk-Dodo Rinti, tepatnya di Desa Perung, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa beberapa hari lalu. |
MATARAM, - Direktur Lombok Global Institute (LOGIS) NTB, M Fihiruddin mendesak proses penyelidikan yang dilakukan oleh Polsek Lunyuk bersama Satuan Lantas Polres Sumbawa terhadap insiden kecelakaan tunggal Bus pengangkut karyawan tambang PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) ke kawasan eksplorasi Dodo Rinti di Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, agar dibuka ke publik.
Sebab, meski kecelakaan telah terjadi pada Rabu 5 Maret 2025 sekitar pukul 15.00 Wita lalu. Namun hingga kini, belum terlihat titik terang atas insiden kecelakaan tersebut.
"Ingat, ada dua orang karyawan perusahaan tambang tersebut tewas. Dan 9 karyawan luka berat dan 12 luka ringan. Ini insiden yang enggak bisa ditutupi tapi harus dibuka ke publik hasilnya," ujar Fihir dalam pesan tertulisnya, Sabtu malam 12 April 2025.
Diketahui insiden kecelakaan tunggal bus karyawan AMNT ini, terjadi di Kilometer 12 jalan by pass Lunyuk-Dodo Rinti, tepatnya di Desa Perung, Kecamatan Lunyuk.
Hanya saja, hingga kini proses penyelidikan yang sedang dilakukan oleh Polsek Lunyuk bersama Satuan Lantas Polres Sumbawa tak kunjung ada hasilnya terkait apa pemicu kecelakaan tersebut.
"Publik menunggu progresnya. Ini harus dibuka ke publik karena keluarga korban juga menunggu hasilnya. Kami khawatir jika terus tidak ada kepastian, nanti kecelakaan di tambang AMNT akan terus tanpa ada kepastian hasilnya," kata Fihir.
Ia mendukung langkah DPRD NTB melakukan investigasi lapangan dengan mengunjungi kawasan penambangan AMNT baik di KSB hingga di Dodo Rinti.
"Bila perlu semua armada kendaraan yang ada di semua pertambangan di NTB. Mulai AMNT dan STM juga dicek kelayakannya. Jangan-jangan banyak kendaraan tua yang enggak pernah dilakukan uji KIR secara berkala oleh pihak perusahaan," jelas Fihir menegaskan.
Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Lunyuk, Muhammad Iqbal, saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.
“Benar, peristiwa itu terjadi di Km 12 Jalan Lintas Perung-Dodo Desa Perung. Dua karyawan meninggal dunia, sembilan luka berat, dan 12 luka ringan,” kata Iqbal pada Rabu.
Ia menyampaikan, saat ini penyelidikan sedang dilakukan oleh Polsek Lunyuk bersama Satuan Lantas Polres Sumbawa.
Menurut Iqbal, kronologi peristiwa berdasarkan keterangan saksi mata di sekitar lokasi dan korban, bus pengangkut 23 orang karyawan itu hendak menuju kawasan tambang Dodo Rinti.
Saat melintas di lokasi kejadian, bus yang ditumpangi para karyawan diduga tidak bisa menanjak.
"Menurut saksi, busnya tidak kuat menanjak. Busnya sudah sempat sampai ke atas, namun mesinnya tiba-tiba mati," ujar Iqbal.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD NTB bidang Fisik, Infrastruktur dan Pertambangan, Hamdan Kasim mengaku, turut berduka cita terkait kecelakaan menimpa karyawan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) pada Rabu, 5 Maret 2025.
Ketua Fraksi Golkar DPRD NTB ini, meminta pada jajaran PT AMNT agar menghentikan sementara operasional eksplorasi umum di kawasan Dodo Rinti, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa Besar sebagai bentuk empati atas musibah yang menimpa para karyawannya tersebut.
"Baiknya, kalau sudah ada musibah kecelakaan pada karyawan. Ya, harusnya PT AMNT ini tutup sementara, biar ada waktu untuk mengaudit semua armada yang mereka miliki. Apabila tidak layak operasi tidak usah dioperasikan,” tegas Hamdan pada wartawan, Minggu 9 Maret 2025.
Ia menegaskan, pihak perusahaan agar melakukan audit kelayakan transportasi yang para pekerja gunakan.
Sebab, tragedi ini memunculkan pertanyaan tentang aspek keselamatan kerja yang PT AMNT terapkan.
Mestinya, perusahaan sekelas PT AMNT yang sudah bertaraf internasional ini lebih sigap memperhatikan keselamatan para pekerjanya. Apalagi melibatkan pihak ketiga dalam operasional angkutan.
“Seharusnya bus tidak layak beroperasi malah beroperasi. Sehingga menyebabkan kecelakaan seperti ini, bahkan memakan dua korban jiwa,” kata Hamdan lantang. (**).