![]() |
FOTO. Robbyan Abel Ramdhon. |
MATARAM, BL - Robbyan Abel Ramdhon, penulis asal Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terpilih sebagai salah satu dari 10 orang emerging writers yang lolos dalam seleksi program Emerging Writers Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2025. Yayasan Mudra Swari Saraswati selaku penyelenggara mengumumkan nama-nama yang telah diseleksi oleh tim kurator pada Jumat, 11 April 2025 lalu.
Robbyan Abel Ramdhon, lahir di Lombok, 5 Januari 1998. Ia aktif menulis esai, puisi, dan cerpen. Karya-karyanya tersiar di sejumlah media daring dan luring. Ia juga bergiat di Komunitas Akarpohon Mataram. Menurutnya, kedisiplinan membuatnya terpilih sebagai salah satu emerging writers.
“Kedisplinan mendekatkan saya pada keberuntungan. Bagi saya, terpilih sebagai emerging writer UWRF adalah salah satu keberuntungan yang berhasil saya capai berkat komitmen itu,” ujar Robbyan Abel.
Berdasarkan informasi resmi di situs UWRF, para penulis terpilih akan mengikuti pembekalan dan pelatihan, sebelum karyanya dipublikasikan dalam antologi tahunan dan hadir di UWRF 2025 Oktober nanti. Robbyan Abel menganggap festival ini ruang yang tepat untuk mempromosikan buku perdananya yang akan segera terbit.
“Saya berharap bisa mempelajari festival internasional ini dengan baik untuk kehidupan sastra di daerah,” harap Robbyan Abel.
Ia menceritakan awal mula mengikuti seleksi emerging writres UWRF. Poster tentang seleksi emerging writers UWRF tak sengaja lewat di linimasa media sosialnya. Ia memang mengetahui festival ini, karena memang besar dan bergengsi.
“Namun sebelumnya saya tidak ada rencana ikut. Sampai akhirnya saya ingat tahun ini saya akan menerbitkan buku dan saya menilai festival ini adalah ruang yang tepat sebagai tempat mengenalkan karya perdana saya,” ujarnya.
Awalnya ia tidak berharap lebih, karena ia yakin banyak penulis hebat yang juga turut mendaftarkan karya mereka di ajang ini. “Namun takdir berkata lain, dan saya merasa beruntung,” ungkap Robbyan Abel.
Robbyan Abel juga memiliki sederet prestasi dalam dunia tulis menulis. Pada tahun 2018, cerpennya yang berjudul “Masjid di Bawah Laut” jadi pemenang pertama Sayembara Cerpen Airlangga. Lalu pada 2022, cerpennya yang berjudul “Alim Berbicara, Tapi Tatapannya Kosong” juga jadi pemenang pertama Sayembara Cerpen Climate Fiction Walhi.
Dan pada tahun 2023, esainya yang berjudul Wiji Thukul dalam Represifitas Simbolik: Kecemasan yang Terekam dalam Film Istirahatlah Kata-kata karya Yosep Anggi Noen masuk dalam daftar naskah terbaik Kritik Film Dewan Kesenian Jakarta.
Setelah lulus dari Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Airlangga pada 2019, ia kembali bermukim di Lombok dan aktif bergiat bersama komunitas Akarpohon Mataram.
Tim kurator emerging writers UWRF 2025 terdiri dari tiga figur sastra Indonesia, Ni Made Purnama Sari, Shinta Febriany, dan Ratih Kumala. Mengutip informasi dari situs resmi UWRF, diselenggarakan sejak tahun 2008, program Emerging Writers UWRF telah menjadi mercusuar dalam menemukan bakat-bakat sastra muda Indonesia dan memperkenalkan mereka ke kancah sastra regional dan internasional.
Tahun ini, festival menerima kiriman cerita pendek dari para penulis Indonesia yang secara unik merespons dinamika dan situasi Indonesia kontemporer, mulai dari isu-isu kelokalan, persoalan sosial, sejarah, hingga realitas masyarakat digital.
Selama periode penerimaan karya dari 10 Desember 2024 hingga 9 Februari 2025, festival menerima karya dari 647 penulis yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Jumlah ini meningkat secara signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya, menunjukkan antusiasme yang terus tumbuh dari tahun ke tahun untuk program ini.
Ubud Writers and Readers Festival adalah festival sastra tahunan yang diadakan di Ubud, Bali, Indonesia. Pada tahun 2025 ini, UWRF akan dilaksanakan pada 29 Oktober hingga 2 November 2025. (R/L..).