![]() |
FOTO. Ketua Komisi II DPRD NTB HL Pelita Putra bersama jajaran anggota Komisi II setempat, serta Rismareka (kiri) selaku petani kurma KLU yang berhasil mengembangkan lahannya. |
MATARAM, BL - Kurma merupakan tumbuhan khas yang berasal dari daratan Afrika dan Timur Tengah. Tak hanya tumbuh di area gurun yang kering dan panas, ternyata pohon kurma juga bisa ditemukan di Indonesia yang memiliki iklim tropis.
Umumnya, pohon kurma banyak ditemukan di kawasan Afrika dan Timur Tengah, seperti Mesir, Irak, dan Arab Saudi. Namun, di Kabupaten Lombok Utara (KLU) tepatnya di Dusun Jugil Timur, Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga, juga ditemukan perkebunan kurma.
Adalah, Rismareka, petani setempat yang mulai membudidayakan pohon kurma tersebut sejak tahun 2018 lalu.
Menariknya, setiap akhir pekan, kebun kurma tersebut menjadi magnet bagi para wisatawan yang datang ke wilayah termuda di Provinsi NTB tersebut sekadar menikmati kurma jenjs barehe dan sukari.
Di mana, kedua jenis ini telah mendapat pengakuan sebagai salah satu dari sepuluh kurma terbaik di dunia.
"Jujur, potensi kurma di KLU ini layak untuk dikembangkan. Kami serius datang kemari, untuk melihat sekaligus memberikan perhatian akan keunikannya," ujar Ketua Komisi II DPRD NTB HL Pelita Putra, Jumat 14 Februari 2024.
Politisi PKB ini, mengaku tidak menyangka bahwa pohon kurma yang biasanya tumbuh di kawasan Afrika dan Timur Tengah dengan cuaca panas. Tapi, kini dapat tumbuh subur di wilayah tropis, seperti di KLU.
"Ini unik, jujur dan buahnya manis-manis. Kelebihan disini kita bisa petik dan makan secara langsung. Maka, kita harus bantu dan suport petaninya untuk bisa lebih maju dan eksis kedepannya," kata Pelita.
![]() | |
|
Sementara itu, pemilik kebun kurma, Rismareka, mengaku bahwa ia memulai usahanya dengan keberanian dan semangat mengembangkan tanaman kurma sejak tahun 2018. Melihat pertumbuhan yang signifikan, ia tidak ragu untuk menanam lebih banyak pohon kurma.
"Saat ini, kebunnya telah menyebar hingga 43 pohon, di mana 16 di antaranya sudah menghasilkan buah," katanya.
Adapun jenis kurma yang ditanam oleh Rismareka adalah Barehe dan Sukari. Di mana, prestasi kebun kurma ini diakui secara internasional setelah memenangkan penghargaan pada kontes kurma di Abu Dhabi pada November 2023 lalu.
Keistimewaan kebun kurma ini tidak hanya terletak pada kualitas buahnya, tetapi juga pada produktivitasnya.
"Satu pohon kurma ini, mampu menghasilkan 10 hingga 29 tandan buah, dengan berat satu tandan mencapai 6-7 kilogram," ujar Rismareka.
Daya tarik kebun kurma ini semakin terbukti dengan jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat.
Tercatat, setiap akhir pekan, tidak kurang dari 600 orang datang untuk menikmati pesona alam kebun kurma dan menikmati buah segar yang ditawarkan.
Melihat potensi besar yang dimilikinya, Rismareka bermimpi agar kebun kurma miliknya dapat menjadi salah satu destinasi agrowisata terkemuka di Lombok Utara.
Dengan dedikasi dan perjuangannya, kebun kurma ini tidak hanya menjadi lahan pertanian, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang menggoda dan menginspirasi.
"Jika harapannya menjadi agrowisata kurma, kami siap membantu menfasilitasi kebun kurma KLU menjadi agrowisata di NTB," tandas Pelita Putra. (R/L..).