FOTO. Paslon Rohmi-Firin saat tampil memukau di debat ketiga Pilgub NTB. |
MATARAM, BL - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1 Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin atau Rohmi-Firin, menegaskan bahwa strategi pengembangan pariwisata di Provinsi NTB harus mengedepankan keberlanjutan.
Hal itu menyusul, Provinsi NTB memiliki potensi yang sangat luar biasa kaya, mulai dari alam, budayanya yang menarik hingga kerajinannya.
"Maka, potensi ini harus jadi satu kesatuan yang utuh dan enggak boleh dipisahkan. Strategi pariwisata berkelanjutan akan kami perjuangkan. Makanya kita kenal istilah pariwisata dan ekonomi kreatif," tegas calon gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah saat menyampaikan gagasannya saat debat ketiga Pilgub NTB 2024, Rabu malam 20 November 2024.
Mantan Wakil Gubernur NTB periode 2018-2023 ini, mengatakan bahwa keselarasan pariwisata dan kebudayaan sangat penting. Sebab, akan terbangun siklus yang menghubungkan kedua hal tersebut.
Terlebih, kebudayaan dan pariwisata merupakan sebuah simbiosis mutualisme yang harus tetap dimaksimalkan agar menjadi satu siklus yang tersistem.
"Jika siklus keselarasan pariwisata dan kebudayaan ini jika dimaksimalkan, tentunya kedatangan wisatawan ke NTB semakin banyak. Kita tonjolkan kebudayaan kita. Digitalisasi teknologi juga menjadi keharusa. Ini siklus simbiosis mutualisme, pariwisata maju, maka kebudayan maju," jelas Rohmi.
Dalam kesempatan itu. Ketua Muslimat NWDI ini menyoroti, rendahnya kesadaran hukum warga. Rohmi berkomitmen meningkatkan kesadaran hukum yang dimulai dari sinergitas birokrasi.
"Kita harus betul-betul menunjukkan bahwa ketaatan hukum harus ditegakkan dengan memberikan contoh. Birokrasi harus bekerja sesuai aturan, sungguh-sungguh. Seluruh aspek hukum kita harus hormati, kita bekerja sama dengan polda, forkopimda untuk meyakinkan bahwa NTB dalam setiap aktivitas pembangunan menghormati hukum," paparnya.
Rohmi mendaku, akan pentingnya sosialisasi dan edukasi. Untuk itu, Rohmi akan fokus membangun NTB berbasis desa.
"Yang jelas, kami (Rohmi-Firin) akan mengesekusi pembangunan berbasis desa. Ini perlu sosialisasi yang menyeluruh agar mereka tahu setiap hal yang dilakukan ada konsekuensinya," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa Rohmi-Firin juga akan membentuk kampung madani. Kampung madani merupakan replika kampung keluarga berkualitas.
"Kampung madani itu nanti masyarakat ekonominya baik, keguyuban baik, diskusi dan gotong royong bisa hidup. Dan otomatis kesadaran hukum bisa kami sosialisasikan dan dipahami," jelas Rohmi.
Sementara itu, Calon wakil gubernur NTB nomor 1, HW Musyafirin, menambahkan bahwa membangun moderasi beragama memerlukan pendekatan yang lebih inklusif. "Kita perlu menggeser pola hubungan eksklusif menjadi lebih inklusif, dan perilaku individu menjadi sosial," tandasnya. (R/L..)