PULAU Lombok yang terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya, masih mempertahankan banyak kearifan lokalnya. Salah satu kekayaan tersebut adalah baju lambung adat Sasak, yang kini dijadikan seragam "Sabtu Budaya" di sekolah-sekolah di Lombok.
Langkah ini tidak hanya untuk pelestarian budaya, tetapi juga sebagai alat edukasi bagi generasi muda. Di mana, Baju Lambung adalah busana tradisional yang dikenakan oleh perempuan Sasak dalam acara-acara budaya dan keagamaan justru terbuat dari kain tenun ikat dengan pola khas.
Baju ini mencerminkan keahlian para penenun lokal dan filosofi budaya masyarakat Sasak. Dengan mengenakan baju lambung sebagai seragam "Sabtu Budaya", siswa diajak untuk tidak hanya mengenakan pakaian tradisional tetapi juga belajar tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Seragam ini menjadi simbol kebanggaan dan identitas budaya yang menghubungkan siswa dengan warisan leluhur mereka. Setiap hari Sabtu, siswa di sekolah-sekolah Lombok mengenakan baju lambung dengan rasa hormat dan kebanggaan.
Pendidikan memiliki peran penting dalam pelestarian budaya. Dengan mengenalkan baju lambung kepada siswa, sekolah-sekolah di Lombok, tentunya hal tesebut akan berkontribusi dalam menjaga budaya lokal.
Selain itu, inisiatif "Sabtu Budaya" ini juga memperkaya pengetahuan siswa tentang tradisi dan adat istiadat, serta memperkuat rasa cinta mereka terhadap budaya sendiri.
Meskipun mendapat banyak dukungan, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah memastikan semua siswa dapat mengakses baju lambung.
Pihak berwenang dan sekolah harus bekerja sama untuk menyediakan baju lambung dengan harga terjangkau atau bahkan gratis bagi siswa kurang mampu.
Harapannya, program ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk melakukan hal serupa.
Eksistensi baju lambung adat Sasak sebagai seragam "Sabtu Budaya" di lingkungan pendidikan Lombok adalah langkah positif untuk pelestarian budaya.
Selain sebagai simbol kebanggaan, inisiatif ini juga merupakan alat edukasi yang efektif bagi generasi muda untuk mengenal, mencintai, dan melindungi warisan budaya mereka.
Dengan dukungan semua pihak, tradisi ini dapat terus hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang. (***)