3 Dosen Pascasarjana UIN Mataram Sebut "Saudi Vision 2030" Picu Lompatan Besar Saudi Arabia Merestrukturisasi Kehidupan Bernegara -->

3 Dosen Pascasarjana UIN Mataram Sebut "Saudi Vision 2030" Picu Lompatan Besar Saudi Arabia Merestrukturisasi Kehidupan Bernegara

Rabu, 17 Juli 2024, Rabu, Juli 17, 2024

 

Inilah tiga Dosen Pascasarjana UIN Mataram yang melakukan penelitian di tiga kampus berbeda di negara Arab Saudi














MATARAM, BL - Tekad Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram menjadi World Class University dalam rangka mewujudkan cerminan standar akademik yang unggul, reputasi internasional yang kuat.


Selanjutnya, berkontribusi yang signifikan dalam berbagai aspek akademik, mulai diwujudkan. 


Hal itu terlihat dari adanya tiga dosen di kampus Islam negeri terbesar di Provinsi NTB melakukan riset kolaboratif internasional di tiga kampus di negara Arab Saudi selama dua pekan, mulai tanggal 3-14 Juli 2024.


Rektor UIN Mataram Prof. Dr. TGH. Masnun, M.Ag, membenarkan terkait keberangkatan tiga dosen Pascasarjana UIN Mataram yang akan melakukan riset kolaboratif internasional di luar negeri. 


Ketiga dosen itu, yakni Prof. Dr. H. Lalu Supriadi, M.A., Dr. Nikmatullah, MA dan Dr. Emawati, M.Ag. "Mereka akan melakukan riset di tiga kampus di negara Arab Saudi selama dua pekan," ujar Prof Masnun pada BERITA LOMBOK, Rabu 17 Juli 2024. 


Ketua PWNU NTB ini mengaku bahwa keberangkatan ketiga tenaga dosen ke luar negeri itu, tidak lain dalam rangka mewujudkan World Class University yang menjadi target dan tujuan UIN Mataram dibawah kepemimpinannya. 


Terlebih, UIN Mataram juga memiliki komitmen  untuk aktif berperan di tingkat internasional. Karena itu, kontribusi nyata dalam membentuk narasi keagamaan tentang kesetaraan gender yang lebih inklusif dan memahami Islamologi di era globalisasi harus dilakukan.


"Jadi, inisiatif kolaboratif ini menegaskan posisi UIN Mataram dapat berperan aktif di tingkat internasional. Insya Allah, kami (UIN Mataram) akan terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi yang berskala internasional secara optimal," tegas Prof Masnun. 


Sementara itu, Guru Besar Hukum Keluarga Islam Pascasarjana UIN Mataram  Prof. Dr. H. Lalu Supriadi, M.A, mengatakan bahwa dirinya bersama timnya telah melaksanakan riset kolaboratif di tiga kampus di negara Arab Saudi yakni, King Saud University, Eelectronic University di Riyadh, dan Dar- al Hikmah di Jeddah. 


Di mana, pelaksanan riset dimulai sejak tanggal 3-14 Juli 2024. Sementara, penelitian kolaborasi bertajuk "Gender Transformation in Higher Education in Muslim-Majority Countries: Comparative Study of Saudi Arabia and Indonesia" tersebut didanai dengan Bantuan Litapdimas UIN Mataram.


"Penelitian ini melibatkan Dosen King Khalid University Riyadh, Dr. Ali Ma’youf Al-Ma’youf. Serta, ini juga menjadi komitmen pelaksanaan kerjasama UIN Mataram dengan King Saud University dan Eelectronic University di Ryadh, yang meliputi Tridharma Perguruan Tinggi," ujarnya. 


Lebih lanjut dikatakannya bahwa dalam penelitian yang dilakukan di negara Arab Saudi, terdapat banyak hal baru yang ditemukan. Salah satunya, di setiap gedung pemerintahan dan swasta ditemukan banyak baliho, spanduk dan banner yang bertuliskan Saudi Vision 2030 (Visi Saudi 2030/ru'yat al-su'udiyah alfayn tsalatsun). 


"Dan, Saudi Vision 2030 telah membuat Arab Saudi mengalami lompatan besar dalam merestrukturisasi kehidupan bernegara dalam berbagai aspek antara lain pendidikan, sosial, budaya, ekonomi dan politik," ungkap Lalu Supriadi. 


Ia menjelaskan bahwa munculnya Saudi Vision 2030, justru berawal dari keinginan kuat untuk memaksimalkan tiga potensi yang dimiliki negara Arab Saudi.


Tiga potensi itu, yakni adanya keberadaan dua kota suci yaitu Makkah dan Madinah, ketersediaan sumber daya alam yang melimpah yaitu minyak bumi. 


Selanjutnya, posisi strategis Arab Saudi yang secara geografis,  menjadi penghubung antara tiga benua yaitu Eropa, Afrika, dan Asia.


"Dalam kaitannya dengan peran perempuan di ruang publik, visi ini membuka peluang dan kesempatan bagi perempuan untuk berpartisipasi secara luas dalam berbagai sektor kehidupan,' jelas Prof Lalu Supriadi. 


Ia menambahkan bahwa adanya visi tesebut membuat perempuan di Arab Saudi banyak yang kini menyetir mobil, bepergian tanpa muhrim, bekerja di pertokoan, imigrasi, pariwisata, medis dan kesehatan. 


"Yang menarik, dalam bidang pendidikan sejumlah rektor di beberapa universitas di Arab Saudi, banyak yang perempuan. Begitu juga beberapa wakil menteri pendidikan serta para diplomat bahkan duta besar," tandas Prof Lalu Supriadi. (R/L..).


TerPopuler