Konferensi Kepulauan Dunia ke-19, Rektor Unram Minta Cendikiawan Dunia Bantu Atasi Krisis Air di Gili KLU -->

Konferensi Kepulauan Dunia ke-19, Rektor Unram Minta Cendikiawan Dunia Bantu Atasi Krisis Air di Gili KLU

Rabu, 26 Juni 2024, Rabu, Juni 26, 2024



Prof Bambang Hari Kusumo 













MATARAM, BL  - Sebanyak 124 peserta dari 25 negara mengikuti konferensi Kepulauan Dunia ke-19 yang akan berlangsung selama lima hari sejak tanggal 25-29 Juni 2024 di Universitas Mataram (Unram). 


Perhelatan yang kali pertama yang diadakan di Asia Tenggara tersebut berpotensi akan melahirkan kebijakan terkemuka dalam menjaga kepulauan sebagai garis depan dan terdepan dalam inovasi teknologi dan kebijakan.


Selanjutnya, juga menjaga kepulauan berada di garis depan dalam perubahan ekonomi, kesehatan, sosial, budaya, dan lingkungan yang menyebar ke seluruh dunia. 


Rektor Universitas Mataram (Unram) Prof Bambang Hari Kusumo mengatakan bahwa pihaknya merasa terhormat telah ditunjuk menjadi tuan rumah pertemuan bergensi dunia tersebut. 


Sebab, ratusan cendekiawan, praktisi, dan pembuat kebijakan terkemuka dari seluruh dunia mengenai isu-isu ketahanan pulau dapat berkumpul di Pulau Lombok, Provinsi NTB.


"Saya yakin, anda akan dapat bersenang-senang dalam konferensi terakhir di Zadar, Kroasia. Dan saya berharap sekarang anda mendapatkan pengalaman yang lebih baik di Lombok, Indonesia," ujar Prof Bambang dalam sambutannya, Rabu 26 Juni 2024.


Menurut Guru Besar Fakultas Pertanian Unram ini, di Provinsi NTB saat ini, tengah dilanda krisis air di wilayah Gili Trawangan dan Gili Meno, di Kabupaten Lombok Utara (KLU).


Hal itu dipicu, pihak-pihak yang bertanggung jawab menyediakan pasokan air bersih di destinasi wisata internasional ini, yakni Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM) Amerta Dayang Gunung dan PT Tiara Cipta Nirwana (TCN), hingga kini belum menemukan kata sepakat terkait polemik air bersih ini.


Akibatnya, membuat masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka. 


"Saya berharap konferensi ini bisa menjawab permasalahan tersebut.  Bersama-sama kita bisa menjadi solusi. Karena jika kita bukan solusinya, kita sendirilah masalahnya. Ini karena Gili Trawangan dan Gili Air adalah salah satu pulau di dunia yang juga butuh solusi dari para pakar-pakar dunia," tegas Rektor. 


Lebih lanjut dikatakan Prof Bambang, pihaknya akan terus mencoba menjadi rumah pengasuhan bagi para pembuat perubahan global. Karena itu, kegiatan konferensi Kepulauan Dunia ke-19 sangat didukung penuh. 


Sebab, kata dia, tahun ini Unram telah menerima  lebih dari seratus mahasiswa internasional, baik dalam program gelar maupun non-gelar. 


"Kami menawarkan 18 kelas internasional dan 13 kursus singkat yang berfokus pada beragam topik seperti konservasi laut, pendidikan alternatif, perselisihan maritim lokal, dan pariwisata halal," kata Rektor. 


Ia menambahkan bahwa para peserta konferensi selain melakukan percakapan ilmiah juga diharapkan untuk memanfaatkan waktu dengan  merasakan budaya dan keindahan alam  Pulau Lombok.


"Jelajahi pulau-pulau di Lombok. Mulai  di  Sekotong, Lombok Timur. Ini karena menjelajahi pulau, akan juga dapat menikmati laut serta berinteraksi dengan masyarakat, sehingga akan terdapat diskusi terbaik untuk membuat pulau kita lebih tangguh. Pulau kami kuat," jelas Rektor. 


"Jadi, melalui percakapan ini, kami yakin kami dapat menginspirasi tindakan yang mengarah pada perubahan positif. Terima kasih, dan nikmati konferensinya," sambung Prof Bambang. 


Sementara itu, dalam sesi diskusi usai pembukaan terdapat dua narasumber yang memaparkan materi mereka. Yakni, Akademisi South China University of Technology Dr. Adam Grydehoj dan Peraih Ramon Magsaysay Award 2011 TGH Hasanain Juani  yang juga Pimpinan Ponpes Nurul Haramain Narmada, Lombok Barat.  (R/L..).

TerPopuler