FOTO. Johan Rosihan. |
MATARAM, BL - Anggota DPR RI dapil NTB-1 (Pulau Sumbawa), Johan Rosihan, mengaku prihatin dan khawatir atas akan masuknya 1000 ton beras impor asal Vietnam akan masuk Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Terlebih, menurut informasi Bulog, proses bongkar muat akan dilakukan di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat (Lobar).
"Jujur tindakan ini akan berdampak serius. Dan ini, merugikan petani mengingat saat ini sedang panen raya," tegas Johan pada wartawan, Kamis 4 Maret 2024.
Politisi PKS ini mengaku bahwa masuknya beras impor ke Pulau Sumbawa bakal mencekik petani, hal ini akan mengganggu beban mental petani yang sedang berusaha meningkatkan produksi beras.
Oleh karena itu, Johan mengingatkan Bulog agar jangan sembarangan melakukan pasokan beras ke wilayah sentra produksi beras nasional.
Sebab, menurutnya harus ada pertimbangan yang matang untuk menjaga keberpihakan kepada petani yang tengah menghadapi musim panen raya.
"Ingat, semua petani di Pulau Sumbawa kini edang dilanda kekhawatiran jatuhnya harga gabah akibat pasokan beras impor ini," kata Johan lantang.
Menurut dia, Pemerintah harus sadar bahwa pasokan beras impor ini akan mempengaruhi harga di tingkat petani.
Untuk itu, Johan meminta, agar pemerintah harus bertanggung jawab untuk menjamin agar harga gabah di tingkat petani tidak jatuh.
"Pemerintah harus bertanggung jawab terhadap semua kerugian yang dialami petani akibat dari pasokan beras impor ini," ucap dia.
Selain itu, lanjut Johan, pemerintah harus menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) saat pasokan beras impor tersebut masuk ke Pulau Sumbawa agar harga jual petani tidak jatuh sehingga petani kita diharapkan dapat menikmati keuntungan pada saat panen raya ini.
“Pemerintah harus pastikan bahwa petani tidak boleh mengalami kerugian akibat pasokan beras impor ini, kita harus memberi dukungan bagi semua petani untuk meningkatkan produksi beras di kawasan sentra beras seperti di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat ini," jelas dia.
Selanjutnya Johan menilai agar Bulog jangan berdalih pasokan tersebut untuk kebutuhan bantuan pangan, sebab menurutnya bantuan pangan untuk masyarakat haruslah diprioritaskan bersumber dari hasil keringat petani di Sumbawa dan KSB.
Harapannya, kata dia, daerah sentra beras mampu berfungsi sebagai sumber utama pasokan beras di wilayah tersebut.
Johan mencontohkan, Kabupaten Sumbawa sejak Bulan Januari 2024 sudah terealisasi 730 hektar. Serta, puncak panen raya pada April ini diprediksikan mencapai 15.450 hektar.
"Apakah daerah surplus beras ini harus dirasuki lagi oleh pasokan impor, sungguh di luar nalar," tandas Johan Rosihan. (R/Ll).