FOTO. Rektor Unram Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo saat mengucapkan selamat pada lima orang yang dikukuhkan menjadi guru besar tetap dengan didampingi Ketua Senat Unram. |
MATARAM, BL – Sebanyak lima orang Guru Besar Tetap di Universitas Mataram (Unram) dikukuhkan oleh Rektor Universitas Mataram (Unram), Selasa 24 Oktober 2023.
Kelima Guru Besar yang dikukuhkan terdiri dari Prof. Dr. Drs. H. Mahrus, M.Si, Prof. Muhamad Ali, S.Pt., M.Si., Ph.D, Prof. Dr. Ir. Bambang Supeno, M.P.
Selanjutnya, Prof. Dr. dr. Hamsu Kadriyan, SpTHT-KL(K), M.Kes, dan Prof. Dr. Ir. Sitti Hilyana, M.Si.
Prof. Dr. Drs. H. Mahrus, M.Si. dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan judul orasi ilmiah “DNA Barcoding dan Keragaman Genetik Ikan Lemuru Kaya Omega-3”.
Metode DNA Barcoding yang diterapkan oleh Prof. Mahrus dalam penelitiannya membawa kontribusi signifikan dalam bidang taksonomi biologi.
Di mana, keuntungannya, adalah kemampuannya untuk membantu menyelesaikan masalah tumpang tindih karakter variasi intra dan interspesies, memecahkan identifikasi di berbagai tingkat kehidupan organisme (telur, larva, dan dewasa), menemukan, membedakan, dan mendeskripsikan spesimen yang sulit diidentifikasi dengan karakter morfologi.
Serta, DNA Barcode mengurangi kerancuan identifikasi spesies.
Dengan pendekatan ini, Prof. Mahrus berhasil membawa penelitian mengenai ikan lemuru ke tingkat yang lebih mendalam dan mengungkap manfaat kesehatan yang signifikan dari ikan ini.
Hasil penelitiannya yang mengungkap bahwa kandungan Omega-3 pada ikan lemuru lebih tinggi dibandingkan dengan ikan salmon, menarik perhatian dalam konteks kesehatan dan gizi masyarakat.
"Hal ini memberikan wawasan baru dalam mempromosikan konsumsi ikan lemuru sebagai sumber gizi yang lebih potensial dan ekonomis," kata Prof. Mahrus saat menyampaikan orasi ilmiahnya.
Selanjutnya, Prof. Muhamad Ali, S.Pt., M.Si., Ph.D. dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Bioteknologi Peternakan Fakultas Peternakan dengan judul orasi ilmiah “Eksplorasi ‘Omics Technologies’ untuk Mendukung Pemenuhan Protein Hewani Berkelanjutan”.
Prof. Ali menjelaskan Omic Technologies yang digunakan merupakan “high-throughput molecular technologies” untuk mengoleksi dan menganalisis sekuen DNA (genomik), keanekaragaman genetik mikroba (metagenomik), sekuen transkrip mRNA (transkriptomik), ragam protein (proteomik), ragam lemak (lipidomik).
Selanjutnya, profil metabolit (metabolomik), ekspresi gen (epigenetik), dan interaksi di antaranya serta pengaruhnya terhadap makhluk hidup.
Prof. Ali memaparkan bahwa teknologi ini memiliki peranan penting untuk menghasilkan bibit unggul, memahami pertumbuhan ternak mulai dari seleksi genetik, pembentukan embrio, menghasilkan ternak dengan sifat unggul yang diinginkan, menghasilkan produk sesuai harapan.
"Yang utama, deteksi cepat dan efektif akan mampu untuk mendeteksi mutasi genetik yang menguntungkan maupun yang merugikan secara ekonomis," ujarnya.
Kemudian, Prof. Dr. Ir. Bambang Supeno, M.P. yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian memaparkan orasi ilmiahnya yang berjudul “Rekayasa Model Pengelolaan Terpadu Budidaya Tanaman dan Lebah Madu dalam mendukung Terciptanya Two in One Penghasilan Petani”.
Prof. Bambang Supeno, mengungkapkan, beternak lebah madu secara terintegrasi dengan budidaya tanaman pertanian merupakan suatu simbiosis mutualisme.
Mengingat, adanya sistem terintegrasi ini dapat menghasilkan two in one produksi yang meningkatkan penghasilan petani.
Dalam praktiknya, untuk meningkatkan potensi budidaya lebah madu terintegrasikan dengan budidaya tanaman pertanian membutuhkan strategi yang tepat.
Beberapa strategi yang disampaikan oleh Prof. Bambang Supeno adalah strategi pengendalian hama, strategi awal dan akhir pembungaan, penggunaan kepadatan koloni lebah madu.
"Serta,penggunaan tanaman refugia untuk pendekatan pengendalian hama dan penyakit tamanan," ucap Prof. Bambang Supeno
Berikutnya, Prof. Dr. dr. Hamsu Kadriyan, SpTHT-KL(K), M.Kes yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan dan Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran.
Prof Hamsu menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Potensi Eksosom dalam Diagnosis, Penatalaksanaan, dan Pemantauan Prognosis Kanker Nasofarings”.
Prof. Hamsu menekankan bahwa penelitian terkait eksosom ini telah membuka jalan baru dalam dunia kedokteran.
Ia menjelaskan eksosom merupakan vesikel ekstra seluler yang berukuran nanometer yang disekresikan oleh hampir semua jenis sel. Dan vesikel ekstra seluler inilah yang membawa berbagai macam molekul yang berimplikasi pada komunikasi antarsel
Sehingga dapat berperan dalam patogenesis berbagai macam penyakit dan infeksi. Ia juga berbagi wawasan mengenai metode-metode inovatif yang sedang dikembangkan untuk memanfaatkan eksosom dalam penatalaksanaan berbagai penyakit termasuk kanker nasofarings. Dengan penelitiannya yang berfokus pada
"Adanya potensi eksosom, ini akan memberikan harapan baru untuk kemajuan dalam bidang kesehatan," tegas Prof. Hamsu.
Terakhir, Prof. Dr. Ir. Sitti Hilyana, M.Si. dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Fakultas Pertanian.
Ia memaparkan orasi ilmiahnya dengan judul “Payment for Ecosystem Services: Pendekatan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Berorientasi Ekonomi Biru”.
Dijelaskan bahwa Payment for Ecosystem Services (PES) merupakan kebijakan atau instrumen ekonomi biru dalam pengelolaan sumber daya dan lingkungan hidup untuk mendorong pemerintah atau setiap individu ke arah pelestarian sumber daya untuk menjamin terpenuhinya perlindungan hak dan keadilan generasi saat ini dan generasi masa depan.
Prof. Nana sapaannya, mengatakan jika skema PES ini, merupakan mekanisme yang membuat penyediaan jasa lingkungan menjadi lebih efisien dalam biaya maupun dapat berlangsung dalam waktu yang lama.
Selanjutnya, mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
"Dan terpenting, ini akan dapat mengantisipasi isu lingkungan global," tegasnya.
Terpisah, Rektor Unram Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo mengaku, pengukuhan para guru besar ini, akan dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.
"Utamanya, tidak hanya di Nusa Tenggara Barat ataupun Indonesia, melainkan berdampak bagi dunia," tandas dia. (R/L..).