FOTO. Guru Besar Fakultas Al-Quran di Universitas Islam Madinah Munawwarah, Prof. Dr. Adil Bin Ibrohim Bin Muhammad Rifa'i (tengah) saat menjadi narasumber pada Seminar Internasional bertajuk "Raqmanah al-lughah al-Arabiyah wa Atsaruha 'ala Tathawwur al-Qiraati wa at-Tafsir" di Aula Pascasarjana Kampus 2 UIN Mataram. |
MATARAM, BL - Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram menggelar Seminar Internasional bertajuk "Raqmanah al-lughah al-Arabiyah wa Atsaruha 'ala Tathawwur al-Qiraati wa at-Tafsir" di Aula Pascasarjana Kampus 2 UIN Mataram, Rabu (6/9).
Sejumlah pembicara internasional dihadirkan. Salah satunya, Guru Besar Fakultas Al-Quran di Universitas Islam Madinah Munawwarah, Prof. Dr. Adil Bin Ibrohim Bin Muhammad Rifa'i.
Prof Adil tercatat merupakan ahli bacaan dan tafsir Quran. Selain itu, ia dikenal merupakan penulis banyak buku yang berkenaan dengan Ilmu Al-Quran.
Dalam seminar itu, sejumlah pimpinan rektorat, Pascasarjana dan fakultas di lingkup UIN Mataram dan mahsiswa program doktoral terlihat hadir. Mereka di antaranya, yakni, Rektor UIN Mataram Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag, Wakil Rektor III Dr. H. Subhan Abdullah Achim, M.A dan Direktur Pascasarjana Prof. Dr. H. Fahrurrozi, MA.
Direktur Pascasarjana UIN Mataram, Prof. Dr. H. Fahrurrozi, MA, mengaku berterima kasih atas kedatangan Prof. Dr. Adil Bin Ibrohim yang datang jauh dari Madinah untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa Pascasarjana UIN Mataram.
Terlebih, bahasan yang disampaikannya sangat relevan terkait digitalisasi bahasa Arab kaitannya dengan perkembangan bacaan dan tafsir.
"Ini kali keduanya Prof. Dr. Adil Bin Ibrohim hadir di kampus kita tercinta UIN Mataram. Kedatangan beliau pertama kali di Lombok langsung jatuh cinta. Beliau pun hadir di tengah kita saat dengan penuh cinta (mahabbah) sebagaimana cinta kita pada para alim Sholeh dan Ulama," ujar Prof Fahrurrozi dalam sambutannya.
Menurut Prof Fahrurrozi, berbicara Digitalisasi bahasa Arab, tentunya hal ini adalah alat memahami Al-Qur'an sebagai Kalamullah yang diketahui bahwa penafsirannya tidak memiliki batas. Serta, tidak akan pernah selesai untuk dibahas dan dikaji sampai akhir zaman.
"Alquran itu, akan tetap eksis dalam setiap zaman. Membahas tema ini tentunya membawa keberkahan bagi kita semua," ucap dia.
Senada Prof Fahrurrozi. Rektor UIN Mataram, Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag, mengaku bahwa kedatangan Prof. Dr. Adil Bin Ibrohim akan dapat membawa keberkahan.
Mengingat, doa yang akan disampaikannya bakal mustajabah. "Kenapa begitu. Ini karena beliau dekat dengan Ka'bah dan tinggal di kota Suci Mekkah Al-Mukarramah," kata Rektor.
Prof Masnun menegaskan, bahwa berbicara digitalisasi di era saat ini. Tentunya menjadi keharusan termasuk digitalisasi bahasa Arab.
Sebab, hal ini berkaitan dengan perkembangan penafsiran. "Jadi, kalau kita tidak akrab dengan digital maka kita akan ditinggal. Sebagaimana digital berkembang sedemikian cepat terjadi juga pada bahasa dan penafsiran dalam konteks keilmuan," tegas Prof Masnun.
Lebih lanjut, Rektor mengaku, bahwa sejarah mencatat bahwa perkembangan digitalisasi akan terus berintegrasi pada teknologi.
Apalagi, Alquran dan tafsir yang pada mulanya ekslusif dan mahal. Kini, telah bertransformasi menjadi sesuatu yang popular dan mudah didapat.
"Alquran dan tafsir terus ditulis, dikompilasi, dicetak, direkam dan dipublikasi dan bahkan sekarang sudah bisa diakses secara gratis di internet," ucap Prof Masnun.
*Salam Raja Salman dan Pemerintah Arab Saudi
Sementara itu, mengawali pemaparannya, Prof. Dr. Adil Bin Ibrohim, menyampaikan salam dari Raja Salman dan pemerintah Arab Saudi untuk UIN Mataram. Mengingat, kegiatan seminar ini akan dapat menjadi jembatan penghubung sesama ummat.
Menurut Prof Adil Bin Ibrohim, digitalisasi bukan lagi pilihan namun sudah menjadi sebuah keharusan. Hal ini menyusul, perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat dan perubahan tatanan sosial yang dipengaruhi oleh kemajuan dunia modern, tentunya sangat menyulitkan seseorang atau masyarakat untuk bertahan dengan tradisi lama apalagi mengisolasi diri.
"Seseorang yang alergi terhadap digital akan mengakibatkan dirinya ditinggal sendirian, terisolasi dari manusia, dan terisolasi dari dunia. Karena Dunia saat ini jarang menggunakan buku kertas dan telah menggantikannya dengan buku elektronik, dan orang-orang saat ini membaca segala sesuatu dari ponsel atau komputer mereka," jelas Prof Adil Bin Ibrohim.
Untuk itu, penting pengelolaan akademik melalui digitalisasi bahasa Arab pada bacaan dan tafsirnya. Terlebih, bila mengkonversi informasi dan materi dalam bentuk visual, audio, maupun bacaan, ke dalam bentuk digital untuk dipublikasikan di internet.
"Seperti kita bisa melihat pengarahan pembacaan Alquran pada Musabaqah Tilawatil Quran. Di situ, sangat banyak arahan-arahan dari juri, menjelaskan alasan mengapa pembaca ini dan itu membacakan bacaan ini atau bacaan itu, arahan-arahan tersebut bergantung pada bahasa Arab sebagai landasan penting dalam penjelasannya," jelas Prof. Dr. Adil Bin Ibrohim.
Ia melanjutkan, bahwa manfaat digitalisasi bahasa Arab. Yakni, tersedianya konten bahasa Arab yang bisa dibaca, terjadinya efesiensi waktu, mudah mendapatkan konten, dapat berinteraksi dengan mudah, beradaptasi dengan kemampuan zaman, terjadinya inovasi dan kreativitas. Selanjutnya, terjadinya penyederhanaan dari sesuatu yang sulit.
"Tapi, kita mengahadapi tantangan besar, yakni literasi digital dunia Islam sangat lemah, infrastruktur kurang memadai, lemahnya perguruan tinggi Islam dalam memanfaatkan teknologi, tidak ada satu bahasa yang sama sebagai rujukan, lemahnya platform di media sosial, terjadinya kesenjangan dunia Islam dengan negara maju, perbedaan bahasa Arab dengan berbagai derivasinya, masyarakat Islam masih banyak yang anti perubahan karena menganggap digital sebagai ancaman kehidupan, terjadi kecepatan perkembangan digital luar biasa, bahasa Arab yang didominasi oleh bahasa amiyah yang seharusnya bahasa fusha jadi bahasa tunggal," papar Prof. Dr. Adil Bin Ibrohim. (R/L..).