MATARAM, BL - Kekeringan yang terjadi di Provinsi NTB diperkirakan bakal terjadi hingga akhir Oktober 2023 mendatang. Selain disebabkan karena kemarau panjang, kekeringan diperparah adanya dampak El Nino.
Meski beberapa wilayah di NTB masuk zona merah kekeringan. Serta, pemerintah daerah terus mendistribusikan air bersih pada wilayah yang dilanda kekeringan hingga saat ini.
Namun sejak Selasa (12/9) hingga Rabu (13/9) ini, terpantau di wilayah Kota Mataram dan beberapa wilayah di Pulau Lombok sudah mulai turun hujan.
Stasiun Meteorologi BMKG BIZAM memprediksi cuaca NTB pada 7-14 September ini, umumnya cerah hinggga hujan ringan.
“Potensi hujan ringan terjadi di wilayah Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa dan Bima pada siang hingga sore hari,” ujar Prakirawan Stasiun Meteorologi BIZAM, M. Andre Jersey, Rabu, 13 September 2023.
Menurut dia, suhu udara berkisar 19 derajat celcius sampai 34 derajat celcius. Angin permukaan bertiup dengan variasi arah dominan dari timur ke selatan, dengan kecepatan angin maksimum mencapai 37 km per jam.
Kemudian pada tanggal 10-13 September diprediksi terjadi hujan ringan mulai siang hingga sore hari di beberapa lokasi, seperti Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa dan Bima.
“Suhu udara berkisar 20 derajat celcius hingga 34 derajat celcius dan angin permukaan bertiup dengan varian arah dominan dari timur ke selatan dengan kecepatan 37 km per jam,” kata dia.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita melalui keterangan pers yang diterima wartawan, mengatakan dari analisa pihaknya, secara umum Indonesia akan mengalami musim hujan pada November 2023.
Namun tingginya keragaman iklim di Indonesia membuat awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di Indonesia.
“Sementara periode puncak musim hujan sendiri diprediksi umumnya terjadi di Januari dan Februari 2024,” ujarnya, Rabu (13/9) kemarin.
Musim hujan 2023/2024 ini umumnya lebih lambat dibanding biasanya. Ini menjadi tanda perubahan iklim global.
“Musim hujan pada tahun 2023/2024 umumnya akan tiba lebih lambat dibandingkan dengan biasanya. Curah hujan yang turun pada periode musim hujan 2023/2024 pada umumnya diprediksi akan normal dibanding biasanya,” kata dia.
Namun saat musim hujan, ada beberapa wilayah di Indonesia yang mengalami curah hujan lebih tinggi atau lebih rendah.
Dwikorita menjelaskan awal musim hujan umumnya berkaitan dengan peralihan Angin Timuran (Monsun Australia) menjadi Angin Baratan (Monsun Asia). Angin Timuran diprediksi tetap aktif hingga November 2023, utamanya di Indonesia bagian selatan. Sedangkan Angin Baratan diprediksi datang lebih lambat.
Berdasarkan Zona Musim (ZOM) wilayah yang dikonfirmasi mengalami musim hujan saat ini adalah sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat bagian tengah, dan sebagian kecil Pulau Riau.
Selanjutnya musim hujan akan terjadi di Sumatera bagian tengah dan selatan lalu diikuti oleh Kalimantan, Jawa dan kemudian secara bertahap akan mendominasi hampir seluruh Indonesia pada Maret hingga April 2024.
Dwikorita juga menjelaskan El-Nino yang muncul sejak Mei 2023 terus berkembang mencapai level El-Nino moderat sejak akhir Juli 2023.
“Dan saat ini indeks El-Nino moderat tersebut diprediksi tetap bertahan hingga awal 2024,” ucap dia. (R/L..).