MATARAM, BL - Ajakan dialog yang dilakukan pihak keuskupan Ruteng terkait proyek pengembangan geothermal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 di Poco Leok, disambut baik jajaran PT PLN (Persero) divisi panas bumi, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM beserta PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra).
Diharapkan, adanya dialog tertutup pada Rabu (2/8) lalu itu, akan dapat meneruskan aspirasi berupa dokumen berjudul "Aspirasi Warga Poco Leok tentang Rencana Pengembangan Geothermal Ulumbu" yang merupakan hasil pertemuan pihak keuskupan dengan dengan warga dari 10 kampung adat atau gendang di Poco Leok.
Diskusi sendiri berlangsung di Ruang Rapat Aula Pusat Pastoral (Puspas) Keuskupan Ruteng ini dihadiri oleh Vikaris Jenderal (Vikjen) Ruteng Romo Alfons Segar, Direktur Puspas Romo Marthen Cen, Ketua Komisi PSE Romo Josi Erot, Ketua komisi Budaya dan Pariwisata Romo Ino Sutam, ketua Komisi Keluarga Romo Blasius Harmin dan Komisi Justice, Peace and Integrity of Creation (JPIC) Keuskupan Ruteng Romo Marthen Jenarut.
Selain itu, dari pihak PT PLN (Persero) hadir General Manager (GM) Divisi Panas Bumi PT PLN (Persero) Christiyono, Budi Hardyanto selaku Koordinator EBTKE Kementerian ESDM, serta GM PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan.
Acara diskusi ini juga turut dihadiri oleh pihak pemerintah daerah Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT.
Vikaris Jenderal (Vikjen) Ruteng Romo Alfons Segar, mengatakan bahwa pihaknya hanya sebagai jembatan untuk menyampaikan suara-suara masyarakat atau umat gereja di Poco Leok. Yakni, pihak yang mendukung geothermal maupun pihak yang menolak geothermal.
Menurut dia, ada tiga poin prioritas yang disampaikan pihak Keuskupan Ruteng kepada PLN dalam mengembangkan PLTP Ulumbu 5-6 di Poco Leok, yakni terkait kesejahteraan umat atau masyarakat.
"Dan yang utama menyangkut keadilan, dan keutuhan ciptaan," kata Vikjen Romo Alfons Segar dalam siaran tertulisnya, Rabu (9/8).
Ia mengaku, bahwa PT PLN (Persero) dalam setiap proyek infrastruktur kelistrikan yang digarap akan tetap memerhatikan kesejahteraan masyarakat, pembangunan yang berkeadilan, serta pembangunan yang berdasarkan keutuhan ciptaan dengan memerhatikan ekologi integral.
Apalagi, lanjut Vikjen Romo Alfons, ketiga hal ini sejalan dengan Asas Pembangunan Panas Bumi dan Misi PT PLN (Persero).
"Disini, kami meminta kepada JPIC SVD untuk berkoordinasi dengan Keuskupan Ruteng dalam menentukan sikap terkait pengembangan PLTP Ulumbu 5-6 di Poco Leok," ujarnya.
Vikjen Romo Alfons menegaskan, bahwa dalam pembangunan PLTP Ulumbu 5-6 di Poco Leok, tidak boleh menimbulkan perpecahan di antara umat. Hal ini agar keutuhan di tengah masyarakat yang sudah terjaga dengan baik agar bisa terus dipelihara.
"Revolusi gereja itu untuk mempersatukan. Sehingga, gereja menampung, menerima semua aspirasi entah yang pro entah yang kontra. Kita terima semua aspirasi mereka," tegas Vikjen Romo Alfons Segar.
Perbedan pandangan JPIC CVD dengan JPIC Keuskupan terkait rencana pengembangan PLTP Ulumbu 5-6 di Poco Leok, kata Vikjen Alfons Segar, menjadi penggagas awal dialog agar keutuhan di tengah masyarakat tetap terjaga.
"Saya hanya sampaikan kepada pimpinannya dia (Pater Simon Suban Tukan), supaya minta kerjasama dari keuskupan Ruteng. Pada saat pertemuan dengan Pater Simon, dialog terima dialog terima, dialog bersama terima, tetapi pihak keuskupan terus berdialog," tandas Alfons Segar. (R/L..).