FOTO. Para peneliti BRIN saat melakukan penelitian dan sampling letusan erupsi Gunung Rinjani di Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) |
MATARAM, BL - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendalami berbagai temuan arkeologi di Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten.
Arkeolog BRIN bahkan menduga permukiman dusun yang ada sejak abad 8-9 Masehi itu ditinggal penghuninya karena letusan Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Provinsi NTB. Serta, bukan karena erupsi Gunung Merapi di Klaten.
"Tipe erupsi Gunung Merapi tidak pernah ke atas dan jauh jangkauannya. Hanya sebatas daerah-daerah sekitarnya saja," ujar arkeolog dari Pusat Riset Arkeologi Sejarah dan pra Sejarah BRIN, Retno Purwanti kepada wartawan dalam pesan WhatsAppnya, Selasa (22/8).
Retno yang tengah berada di Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, mengaku pihaknya tengah melakukan penelitian terkait material Gunung Merapi atau Rinjani yang jenis tanahnya ditemukan di Dusun Kropakan, sejak Senin (21/8) kemarin.
Menurut Retno, dari hasil pengecekan di lokasi ditemukan setelah lapisan tanah yang diduga hasil Gunung Samalas atau Rinjani tua tidak ditemukan lagi artefak atau sisa aktifitas manusia. Kemungkinan karena erupsi Gunung Rinjani itulah dusun ditinggal.
"Artinya ada kemungkinan karena erupsi (Gunung Rinjani) masyarakat yang awalnya berdomisili di Kropakan pada mengungsi ke lokasi lain," kata Retno.
Pegiat Cagar Budaya Klaten, Hari Wahyudi mendukung hasil temuan terbaru tim arkeolog BRIN dan ahli geologi UGM itu. Letusan Gunung Rinjani tua diduga sampai ke Dusun Kropakan.
"Saya mendukung hasil yang diteliti BRIN dan geolog UGM tersebut. Secara logika dan nalar pun bisa diterima bahwa letusan Gunung api Rinjani itu sampai di pulau Jawa, dengan letusan dahsyatnya tahun 1257 Masehi," jelas Hari yang selama ini ikut mendampingi tim BRIN ke lokasi.
Dijelaskan Hari, dari keterangan ahli geologi UGM juga Kronologisnya masuk akal. Dirinya mengaku ikut langsung melihat jenis tanahnya bersama tim BRIN.
"Kronologis bisa sesuai, saya di lokasi sehingga saya ikut mengamati. Dari lapisan abu vulkanik Gunung Rinjani itu di kedalaman sekitar 50 sentimeter, lokasinya di sekitar sumur kuno," ucap Hari.
Sementara, lanjut Hari, pada kedalaman 1,5-2 meter baru ditemukan benda-benda arkeologi yang oleh BRIN maupun Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) dikatakan sebagai peninggalan abad 8-9 Masehi. Era Mataram kuno.
"Kedalaman lapisan budaya yang sesuai era Mataram kuno baru ditemukan di kedalaman 1,5-2 meter, itu baru ditemukan benda arkeologi se jaman Mataram kuno Jawa Tengah. Sedangkan abu vulkanik Gunung Rinjani hanya kedalaman sekitar 50 meter, dan di bawahnya baru terdapat material Gunung Merapi,'' ungkap Hari.
Diketahui, tim arkeolog dan geolog Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali meneliti Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten. Tim mengambil sampel tanah di dekat sumur kuno abad 8-9 Masehi yang ditemukan warga.
"Kami sekarang ke sini untuk mengambil sampel tanah. Sebab tanah tersebut yang kemungkinan berasal dari erupsi Gunung Samalas atau Rinjani (Lombok Timur) pada tahun 1257 M," kata arkeolog dari Pusat Riset Arkeologi Sejarah dan Pra Sejarah BRIN, Retno Purwanti. (R/L...).