FOTO. Inilah mahasiswa KKN PMD Desa Kesik yang memperkenalkan alat kesenian khas Desa Kesik Geotourism Festival (Geofest) dan International Conference ke 4 tahun 2023 di Hotel Prime Park, Kota Mataram. |
MATARAM, BL - Ada yang menarik saat pelaksanaan kegiatan Geotourism Festival (Geofest) dan International Conference ke 4 tahun 2023 di Hotel Prime Park, Kota Mataram.
Itu menyusul dalam kegiatan internasional yang berlangsung selama empat hari sejak Kamis (20/7) hingga Minggu (23/7) itu, terdapat mahasiswa yang tergabung dalam KKN Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Desa Kesik yang memperkenalkan alat kesenian khas Desa Kesik yang dibuat secara turun temurun.
Desa Kesik, merupakan salah satu desa di Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur (Lotim) yang saat ini terus berbenah menuju desa wisata dan desa budaya.
Desa ini, memiliki potensi atraksi budaya dari tujuh sanggar yang yang tersebar di sana. Salah satu alat kesenian Seruling atau yang biasa dikenal dengan Suling Sasak atau Jero Suling.
Ketua KKN-PMD Desa Kesik, Erdi Rahadi, mengatakan, bahwa dengan dijadikannya desa Kesik sebagai desa wisata, tentunya dibutuhkan cendramata yang menjadi ciri khas desa setempat.
"Jadi, kehadiran kami di ajang internasional Geofest dan International Conference ke 4 tahun 2023 ini, adalah untuk mengenalkan alat kesenian Desa Kesik, yaitu “Jero Suling”. Harapannya, masyarakat internasional dapat datang ke wilayah Desa Kesik," ujar Erdi dalam siaran tertulisnya, Minggu malam (23/7).
Ia mengatakan, pengenalan budaya dan kesenian di Desa Kesik secara integrasi, juga menjadi tanggung jawab mahasiswa KKN PMD Desa Kesik.
Hal ini, tidak lain dalam rangka menjawab kebutuhan masyarakat yang menghendaki agar potensi Desa Kesik yang belum banyak dikenal oleh khalayak ramai dapat mulai terpublikasikan.
"Dengan begitu, jika sudah pengembangan budaya dan alat kesenian di Desa Kesik sudah dikenal, maka perekonomian masyarakat. Utamanya, pengrajin alat kesenian akan bisa bergerak," kata Erdi.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa, Suling adalah adalah kesenian yang sangat khas dan menjadi identitas Suku Sasak Lombok.
Kesenian suling ini menyimpan beragam keunikan yang tidak dijumpai di daerah lain. Salah satunya adalah interval nadanya dan liriknya yang begitu kontras.
Terlebih, lanjut Erdi, dalam setiap unsur- unsur yang ada di dalam Suling Sasak, justru terdapat makna yang begitu mendalam sebagai cerminan jati diri Suku Sasak.
Apalagi, salah satu fungsi Suling adalah digunakan dalam Gamelan Gong, Gendang Belek, Wayang, upacara Nyongkolan dan lain sebagainya.
"Kesenian khas ini, dalam keberadaannya di masyarakat banyak digunakan dalam berbagai macam upacara, ritual dan pentas kesenian Sasak. Makanya, tugas kami adalah bagaimana bisa melestarikan seni kesenian khas ini bisa lebih mendunia," tandas Erdi Rahadi. (R/L..).