FOTO. Inilah empat unit kendaraan listrik siap operasi, yakni mobil listrik R-One Smekti, dokar listrik (dolis), motor konversi, dan buggy car. |
MATARAM, BL - PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara berhasil menyukseskan salah satu program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) bersama Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 3 Mataram.
Kolaborasi PLN UIP dan SMKN 3 Mataram, mampu melahirkan empat unit kendaraan listrik siap operasi, yakni mobil listrik R-One Smekti, dokar listrik (dolis), motor konversi, dan buggy car.
Proyek program TJSL PLN Peduli ini merupakan bentuk komitmen PT PLN (Persero) terhadap upaya pemeliharaan lingkungan di sekitar pemukiman masyarakat.
Tak hanya itu, penggarapan kendaraan listrik ini juga merupakan upaya dalam mewujudkan transisi energi menuju NTB Net-Zero Emission (NZE) di tahun 2060.
"Sudah seratus persen semua (kendaraan listrik). Ini yang produk 2022, motor konversi sama buggy car sudah jalan kemarin. Kita sudah launching," ujar Kepala Sekolah SMKN 3 Mataram, Ruju Rahmad, pada wartawan, Selasa (30/5).
Bedasarkan pantauan di lapangan, keempat kendaraan berbasis listrik tersebut sudah dapat dioperasikan layaknya kendaraan BBM.
Mobil listrik R-One Smekti yang mengusung tema mobil E-Formula, yang sebelumnya tampil di pameran kendaraan listrik Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021 di Tangerang, sudah bekerja seratus persen.
Begitupun dengan motor listrik konversi. Motor konversi BBM menjadi motor listrik tanpa mengubah rangka aslinya yang dirakit oleh siswa SMKN 3 Mataram dalam waktu tiga bulan ini juga sudah bisa difungsikan sebagai alat transportasi.
Untuk dolis, kendaraan yang dicanangkan sebagai pengganti cidomo (angkutan tradisional menggunakan tenaga kuda) ini pun beroperasi tanpa gangguan. Bahkan, dolis sudah banyak dilirik dan diminati oleh para konsumen, tak terkecuali gubernur NTB, Zulkieflimansyah.
"Pak gubernur sudah pesan 20 unit dokar listrik untuk digunakan di daerah pariwisata hijau, seperti di Mandalika. Cuma kita masih menunggu konfirmasi lagi dari pak gubernur," kata Ruju
Meskipun secara teknis sudah tidak ada masalah signifikan sehubungan dengan mesin kendaran listrik SMKN 3 Mataram, masih ada revisi kecil yang perlu dilakukan untuk menunjang kenyamanan pengendara beserta penumpang khususnya untuk mobil listrik buggy car.
Salah satu di antara banyak keunggulan mobil listrik besutan SMKN 3 Mataram jika dibandingkan dengan mobil listrik lainnya terletak pada biaya pembuatannya yang relatif lebih terjangkau.
"Kalau untuk mobil listrik buggy car dengan standar ini di pasaran itu sekitar Rp180-Rp 200 juta harga jualnya. Anggaran kita kemarin itu habis Rp120 juta untuk produksi. Jadi, kalau kita jual mungkin Rp150 juta masih bisa. Banyak yang pesan kemarin kita kasih pandangan harganya segini, masih tarik-ulur," jelas Ruju.
Selain baterai lithium ilopefo4 72v/100ah, mobil listrik buggy car dilengkapi spesifikasi berupa motor bldc 3kw, kontoler 150A, charger 72v/20ah, waktu pengecasan 4-6 jam, kecepatan max 40km/jam, jarak tempuh 40-60km, dan daya angkut 600kg (6 orang).
"Kita charge cuma dua jam rata-rata. Kalau R-One Smekti itu satu kilo satu persen. Jadi, kalau kemudian terakhir kita pakai 12-13 kilometer, jadi per kilo itu satu persen dia konsumsi dayanya. Karena ini sama R-one itu kapasitas baterainya sama, 100 ah. Jadi bisa menempuh 80-90 kilometer kalau kisarannya," papar Ruju
Mengembangkan kendaraan berbasis listrik kini sudah menjadi program unggulan SMKN 3 Mataram. Sebagai ketua tim pengembang motor listrik, Hadi tak memungkiri peran besar PT PLN (Persero) dalam mewujudkan konsep kendaraan listrik SMKN 3 Mataram. Ia menekankan, tanpa intervensi PT PLN (persero), akan banyak keterbatasan perakitan kendaraan listrik yang tidak mampu ditangani sendiri oleh pihak SMKN 3 Mataram.
“Kita dibantu sama PLN dari segi pendanaan untuk mengaktualisasikan ide-ide, kemudian untuk siswa, kompetensinya, peningkatan dan sebagainya. Itu luar biasa sekali. Yang tidak pernah kami bayangkan, produk-produk ini bisa go public, bisa dipamerkan di Jakarta dua tahun terakhir. Bukan hanya sekali,” ungkap Ruju.
Sebagai pionir perakitan kendaraan listrik NTB di bawah payung binaan PT PLN UIP Nusra, SMKN 3 Mataram akan kembali memperoleh suntikan dana untuk mengeskalasi proyek kendaraan listrik dan mencapai sejumlah target lainnya dalam program TJSL PLN di tahun 2023.
Ruju menegaskan, salah satu faktor penting dalam mewujudkan kendaraan listrik adalah sumber daya manusia yang mumpuni. Dengan demikian, Indonesia bisa lebih siap menghadapi berbagai tantangan kendaraan listrik di masa depan nanti.
"Untuk program 2023 ini kita akan melakukan pelatihan untuk bengkel konversi. Jadi kita undang teman-teman SMK yang lain supaya ada perluasan kebermanfaatan program ini, tidak hanya untuk SMK 3, tapi juga untuk SMK lain di NTB. Jadi kita akan undang gurunya untuk ikut pelatihan ini," tegas dia.
SMKN 3 Mataram, kata Ruju, tetap berkomitmen dan fokus dalam mendukung program pemerintah, terutama PT PLN (Persero) untuk mencapai NZE di tahun 2060 mendatang.
Untuk kelancaran visi tersebut, SMKN 3 Mataram berharap dapat terus bekerja sama dengan PT PLN (Persero) demi terwujudnya kendaraan listrik.
Di tempat terpisah Senior Manager Perizinan, Pertanahan, dan Komunikasi PLN UIP Nusra, Dede Mairizal, mengaku, pihaknya akan terus mendukung program pengembangan kendaran listrik yang dilakukan SMKN 3 Mataram, sejak tahun 2022 lalu.
Melalui program TJSL, PLN UIP Nusra telah memfasilitasi SMKN 3 Mataram dalam mengkonversi mobil listrik R-One Smekti, dokar listrik, motor konversi, dan buggy car.
“Melalui program ini, kami siap mendukung penggunaan energi bersih. Hal ini juga sejalan dengan prinsip environmental, social, and governance (ESG) sekaligus menjadi langkah nyata PLN mendukung pencapain tujuan pembangun berkelanjutan,” ujar Dede.
PT PLN (Persero) melalui UIP Nusa Tenggara terus memantapkan komitmen untuk menjalankan program TJSL secara keberlanjutan melalui program yang dapat membangun kemandirian bagi para penerima manfaat dan tentunya selaras dengan transformasi yang dilakukan oleh PLN.
Sejalan bersama arahan kementrian BUMN, PLN UIP Nusra telah melaksanakan program-program unggulan TJSL yang mampu menghadirkan nilai tambah bagi perusahaan melalui pelaksanaan program Creating Share Value (CSV) dan Sustainable Development Goals (SDG’s) pada tiga fokus kategori yakni, pendidikan, UMKM dan lingkungan hidup.
“Ke depannya kami berusaha meningkatkan dan terus mendorong lahirnya pemerataan, kemanfaatan perkembangan ekonomi melalui program PLN Peduli yang lebih baik, melalui pelatihan, dan tentunya menciptakan green ekosistem dengan terobosan-terobosan pendekatan yang memperhatikan kepentingan sosial itu sendiri,” tandas Dede. (R/L..).