FOTO. Dirut Bank NTB Syariah H Kukuh Rahardjo dan Dirut Bank Jatim Busrul Iman (tengah) menunjukkan MoU kedua belah pihak disaksikan Gubernur NTB H Zulkieflimansyah dan Gubernur Jatim Hj Khofifah Indar Parawansa usai MoU di Mataram, Senin (27/2) lalu. |
MATARAM, BL - Bank NTB Syariah bersama Bank Jatim melakukan sinergitas kemitraan dalam pengembangan bisnis kedepannya.
”Paling tidak ada sinergi lain selain permodalan yang nantinya bisa di support Bank Jatim,” kata Direktur Utama Bank NTB Syariah H Kukuh Rahardjo.
Ia menjelaskan MoU yang dilakukan ini, salah satunya dalam pemenuhan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 12 Tahun 2020 untuk memenuhi modal inti bank Rp 3 trilun. Jadi dengan Kerjasama Usaha Bank (KUB) Bank NTB Syariah dan Jatim bisa memenuhi ketentuan OJK No 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
“Selain kerja sama perbankan, diharapkan Jatim sebagai salah satu provinsi dengan potensi sumber daya dan kekuatan demografis yang besar bisa mengambil manfaat paling tidak sumber daya yang ada di NTB untuk menggerakkan ekonomi di NTB,” ujar Kukuh.
Kukuh menyebut, perbankan merupakan salah satu ekosistem ekonomi yang akan dibangun dengan Jatim. Diharapkan kerja sama semacam ini tidak hanya di sektor perbankan tetapi seluruh sektor lain coba digerakkan yang dilanjutkan dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) sebagai wujud MoU. Tindak lanjutnya direncanakan pada 8 Maret 2023 akan ada kunjungan gubernur NTB ke Surabaya untuk audiensi dengan pengusaha Jatim.
”Mudahan-mudahan bisa dilakukan PKS lainnya antara Bank Jatim dan Bank NTB Syariah sebagai perwujudan MoU,” kata dia.
Menurutnya, MoU ini tidak hanya bicara tentang modal, tetapi banyak hal untuk mengembangkan daerah Jatim dan NTB. Sebagai contoh penggunaan asset dan outlet Bank NTB Syariah oleh nasabah yang ada di Jatim.
“Ini akan memudahkan masyarakat NTB yang datang ke Jatim untuk bertransaksi,” ucap Kukuh.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan, dalam bisnis perlu adanya kolaborasi dan sinergitas. Dimana kali ini Bank Jatim bersama Bank NTB Syariah mendorong hal tersebut. Tentunya dilandasi semangat ingin maju bersama dengan tahapan MoU yang telah dilalui. Kemudian ditindaklanjuti dengan PKS. Termasuk masing-masing melanjutkan dengan RUPS Tahunan yang diikuti dengan langkah berikutnya. Sampai pada disepakati PKS Penyertaan Modal dan Kewajiban masing-masing.
Menurutnya, bank pembangunan daerah di Indonesia harus bersatu. Dimana masing-masing daerah memiliki potensi ekonomi yang besar. Potensi yang besar akan lebih efektif dan optimal ketika disinergikan.
“Kami di Jatim secara geografis merupakan hub perekonomian bagian timur. Sehingga Bank Jatim akan memberikan perhatian banyak pada sektor ekonomi dan keuangan di wilayah timur,” ungkapnya.
Kerja sama yang dilakukan sekarang merupakan KUB pertama yang selanjutnya diikuti dengan langkah strategis yang diharapkan memberikan manfaat lebih besar. Tidak hanya pemanfaatan ekonomi regional, tetapi juga ekonomi nasional khususnya Indonesia Timur. (R/L..).