MATARAM, BL - Kawasan Sky Lancing, Desa Mekarsari, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah (Loteng) resmi masuk kalender event kejuaraan paralayang dunia.
Tak tanggung-tanggung, setelah sukses menggelar kejuaraan paralayang nasional, dan ajang Porprov. Kini, Sky Lancing tengah bersiap menjadi tuan rumah Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) 2023.
"Alhamdulillah, proses bidding sudah kita tuntaskan. Dan kita ditunjukan untuk menggelar seri Indonesia, yakni Sky Lancing selaku tuan rumahnya," kata Ketua Federasi Aerosport Indonesia (FASI) NTB yang juga Komandan Lanud ZAM, Kolonel Pnb R. Endri Kargono, beberapa hari lalu.
Menurut dia, pada September lalu tim dari PGAWC sudah datang meninjau kawasan Sky Lancing dan memberikan masukan apa saja yang perlu dibenahi dan tim dari PGAWC tidak mempermasalahkan, hanya saja disinggung soal kesiapan panitia
Intinya, kata pria kelahiran Lamongan Jawa Timur itu, sejauh ini dari PGAWC sudah menyetujuinya.
"Kita kini tengah bersiap-siap untuk menggelar event dunia yang sesuai jadwal adalah tanggal 27 Juli," ucap Kolonel Pnb R. Endri Kargono
Berdasarkan jadwal PGAWC 2023, seri 1 akan digelar di Nongkhai negara Thailand pada 16 Februari 2023, selanjutnya seri 2 di Alaya, negara Turki pada 27 April 2023.
Berikutnya, seri 3 di Taldykorgan, negara Kazakhstan. Serta, seri 4 di Sky Lancing, negara Indonesia pada 27 Juli.
Sebelumnya, Ketua Harian Federasi Aerosport Indonesia (FASI) Lombok Tengah, Roy Rahmanto mengatakan, sejumlah persyaratan untuk memenangkan bidding sebagai tuan rumah PGAWC 2022 telah tuntas.
Roy mengaku, Sky Lancing sebagai tuan rumah sudah mendapat kesepakatan antara pemilik lahan, Lanud ZAM, termasuk juga pemerintah provinsi dan kabupaten.
Lancing ini juga satu-satunya lokasi paralayang di Lombok yang sudah mengantongi izin terbang pada Agustus 2022 bertepatan dengan acara Pelangi Nusantara.
"Tidak bisa sembarangan untuk main di udara, apalagi di sini kita mainnya di atas 100 bahkan 200 meter," ujarnya.
Masih kata Roy, saat menyampaikan surat bidding ke pihak PGAWC sempat ditolak lantaran terbentur jadwal.
"Awalnya kami bersurat untuk mengadakan event ini pada Juni 2023 namun ditolak karena jadwalnya berbenturan dengan acara PGAWC," kata dia.
Sehingga, disetujui untuk mengadakan PGAWC di Sky Lancing pada Juli 2023.
Roy menegaskan, bahwa event internasional ini akan bermanfaat bagi atlet-atlet NTB. Mereka bisa mendapatkan ilmu dari atlet-atlet internasional yang bertanding.
Saati ini sudah ada sekitar 200 atlet di NTB yang sudah berlisensi dan tersebar di tujuh kabupaten/kota. Kecuali di tiga wilayah yang belum ada pengurusnya. Yakni, Kota Bima, Dompu dan Kabupaten Bima.
*Rencana Selama Tiga Tahun
FOTO. Sejumlah atlet Paralayang tengah berlatih di kawasan Sky Lancing yang memiliki panorama alam yang indah. |
Terpisah, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB, Tri Budiprayitno, membenarkan jika Sky Lancing bakal menggelar ajang PGAWC 2023
Menurut dia, keindahan kawasan perbukitan yang memiliki laut indah yang tidak jauh dari Sirkuit Mandalika itu, telah menghipnotis para pecinta olahraga ekstrim, dari berbagai belahan dunia dan provinsi di Indonesia untuk datang menikmati kawasan Selatan Pulau Lombok melalui ketinggian.
"Insya Allah, Sky Lancing sudah pasti, akan menjadi tuan rumah PGAWC 2023. Kabar baiknya, Launching akan selama tiga tahun menjadi tuan rumahnya,” ujar Tri Budi.
PGAWC merupakan kejuaraan dunia untuk paralayang. Ada enam seri lomba dengan sejumlah kategori. Di Indonesia, Kota Batu di Jawa Timur sempat menjadi tuan rumah PGAWC pada tahun 2018 lalu.
Untuk tahun ini, Loteng akan menjadi tuan rumah berikutnya. Lokasi perlombaannya berada di Sky Lancing. Di rencanakan, ada sekitar ratusan atlet paralayang dari 23 negara yang akan meramaikan PGAWC.
”Eventnya itu mulai di akhir Juli,” kata Tri Budi.
Lantaran merupakan event bergengsi dunia, lanjut dia, pihaknya akan membantu menyiapkan sarana prasarana maupun infrastruktur pendukung yang masih kurang. Agar kejuaraan dunia paralayang bisa sukses digelar.
Salah satu yang menjadi atensi dinas adalah akses jalan menuju titik take off paralayang. Meski sudah cukup memadai, tapi masih membutuhkan peningkatan. Sehingga sesuai dengan standar kejuaraan internasional.
”Sekarang memang sudah cukup memadai. Tapi untuk yang kurang-kurang, itu pasti kami lengkapi,” ucap Tri Budi.
Event PGAWC semakin menambah panjang daftar Provinsi NTB sebagai tuan rumah kejuaraan olahraga internasional. Apalagi, panitia penyelenggara memilih Sky Lancing, justru bukan tanpa alasan.
”Lokasinya kan di Loteng. Di sana ada KEK Mandalika, infrastruktur akomodasi juga sudah sangat baik,” tegas Tri Budi.
Ia berharap PGAWC bisa membawa dampak positif. Menambah kunjungan wisatawan ke Provinsi NTB. Sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat. ”Dampak positifnya itu yang kami harapkan,” lanjut Tri Budi. (R/L.).