FOTO. Gubernur NTB Zulkiefimansyah saat mendampingi Dirut PT Bank NTB Syariah bertemu dengan jajaran petinggi Bank Jatim |
MATARAM, BL - Menindaklanjuti penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim dengan PT Bank Pembangunan Daerah NTB Syariah atau bank NTB Syariah, Rabu (8/3) lalu.
kedua lembaga tersebut melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) sinergi bisnis yang bertempat di Double Tree Hilton Surabaya.
Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan oleh Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah Bank Jatim Arief Wicaksono dan Direktur Pembiayaan Bank NTB Syariah Muhamad Usman yang disaksikan langsung oleh Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman, Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Services Bank Jatim Edi Masrianto, serta Direktur Utama Bank NTB Syariah Kukuh Rahardjo.
Busrul menjelaskan, kolaborasi merupakan hal penting yang harus dilakukan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam melakukan inovasi dan transformasi agar mampu berkompetisi di era digital seperti saat ini. Oleh karena itu, pihaknya sangat terbuka dalam kolaborasi dengan berbagai pihak demi memperluas jaringan.
Menurutnya, kerja sama dengan Bank NTB Syariah adalah langkah yang tepat, strategis, dan memiliki value yang menarik. ”Kita sudah sepakat menempatkan sejumlah modal, dimana tahap awal kita akan menempatkan sekitar Rp 50-100 miliar. Alhamdulillah kalau beberapa waktu lalu kita sudah tindak lanjuti PKS dengan Bank NTB Syariah terkait layanan serta IT, maka kali ini kita follow up PKS dengan Bank NTB Syariah yang terkait syariah,” paparnya.
Saat ini aset Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jatim sendiri masih sekitar Rp 3 triliun. Sementara, Bank Jatim mempunya aset hingga Rp 103,03 triliun per akhir Desember 2022.
”Masih terlalu kecil dibandingkan dengan induk,” tambahnya.
Maka dari itu, Busrul berharap dengan adanya kerja sama ini antar bank bisa saling melengkapi layanan demi tercapainya akselerasi bisnis.
”Harapan kami untuk jangka pendek, UUS bisa tumbuh. Nah, NTB Syariah ini sudah berbentuk unit syariah jadi pastinya kami bisa saling bersinergi, transfer knowledge, transfer skill, dan sharing produk yang dimiliki. Sehingga unit syariah bisa semakin dinikmati oleh market kami di Jatim, begitu juga sebaliknya,” papar Busrul.
Pihak Bank Jatim juga berharap kerjasama ini bisa terus dikembangkan ke sektor-sektor yang lain. Karena pada prinsipnya bankjatim tidak ingin tumbuh sendiri. Melainkan, ingin tumbuh bersama seluruh stakeholder. ”Semangat kita adalah semangat kolaborasi dan semangat bersinergi,” tegas Busrul.
Sementara itu, Direktur Utama Bank NTB Syariah Kukuh Rahardjo mengatakan, kerja sama ini merupakan salah satu langkah strategis, baik yang diambil oleh Bank NTB Syariah ataupun bankjatim. ”Kami meyakini dengan langkah ini akan ada kemaslahatan yang didapatkan dari sinergi yang berlandaskan kepada keinginan kita untuk saling memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Menurut Kukuh, apabila dilihat dari sisi aset, bankjatim merupakan salah satu bank daerah yang telah memiliki aset di atas Rp 100 triliun.
”Nah, ketika kami mengusulkan kepada pemegang saham, alhamdulillah pemegang saham kami juga mempunyai penilaian yang sama bahwa sinergi dengan bankjatim merupakan alternatif terbaik bagi Bank NTB Syariah. Pemegang saham kami juga berharap KUB ini dapat dilaksanakan sekitar Mei atau Juni,” tandasnya. (R/L.)