FOTO. H. Rais Ishak. |
MATARAM, BL - Pembangunan kereta gantung Rinjani di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), menuai dukungan kalangan Anggota DPRD Loteng dapil Utara, H. Rais Ishak.
Menurut Politisi Partai Demokrat itu, kendati menuai polemik, lantaran adanya penolakan dari kalangan pegiat lingkungan. Salah satunya Walhi NTB. Namun, pembangunan kereta gantung yang sudah dilakukan groundbreaking pada 18 Desember 2022 lalu, harus difikirkan secara logis.
Sebab, Gunung Rinjani sudah menjadi ikon pariwisata di NTB selama ini. Oleh karena itu, inovasi dalam menggaet wisatawan juga perlu dijadikan tolak ukurnya.
"Proyek senilai Rp 2,2 triliun itu, saya sangat apresiasi pembangunnya. Ini pikiran maju untuk membuat pilihan sarana prasarana yang nyaman untuk wisatawan. Tapi tetap memikirkan aspek utama, yakni masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan hutan," ujar Rais pada wartawan, Sabtu (18/2) kemarin.
Ia mendaku, bahwa pembangunan kereta gantung Rinjani harus dapat memberikan kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang selama ini menggantungkan hidupnya dari keberadaan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia itu.
Bagi Rais, ia tidak menghendaki manakala pembangunan proyek yang prestisius nilainya namun mengabaikan warga sekitar.
"Pokoknya, jangan sampai kita ingin maju tapi ada yang kehilangan. Kita ingin semua merasakan kemajuan. Jadi, pembangunan kereta gantung Rinjani itu, harus menjadi momen meningkatkan tambahan energi dan sumber pendapatan bagi warga namun enggak merusak lingkungan," jelas Rais.
Ia menjelaskan, bahwa selain faktor lingkungan, ekonomi masyarakat dan hidup satwa liar. Perlu juga diingat dan diperhatikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dan juga investor pembangunan, adalah bagaimana faktor keselamatan ketika nantinya kereta gantung itu jadi terwujud.
Sebab, lanjut Rais, bagaimanapun, Lombok merupakan daerah gempa, di mana pada tahun 2018, Lombok di dalamnya khususnya kawasan Rinjani pernah menjadi salah satu daerah yang terdampak gempa bumi parah.
"Perlu di ingat ini kan wacana kereta gantung ini sudah mulai diusahakan terealisasi pada 2021 karena ingin mengambil momen MotoGP. Padahal kalau yang kita lihat dari contoh luar negeri untuk studi kelayakan saja kereta gantung itu butuh waktu dua tahun, apakah ini sudah dipikirkan juga. Sehingga sebelum ini terlaksana kami mendorong perlu ada kajian dan studi kelayakan yang mendalam sebelum itu dibangun," jelas dia.
Sebelumnya, Gubernur NTB Zulkieflimansyah meminta warga tak takut secara berlebihan terhadap pembangunan kereta gantung Rinjani di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara.
"Soal lingkungan, tidak selama pembangunan merusak lingkungan, seperti yang ada di China. Waspada dan hati-hati iya, tapi kita tidak perlu paranoid, seolah-olah modernitas salah dan harus kita tolak," kata Bang Zul, sapaan akrab gubernur.
Gubernur mengaku, dirinya tidak memungkiri adanya pro dan kontra mengenai pembangunan kereta gantung Rinjani.
Menurutnya hal tersebut terjadi karena kurangnya sosialisasi. "Memang ada kegaduhan, mungkin karena miskomunikasi, karena semisal ada kekurangan kita akan perbaiki, jangan bikin gaduh dulu," ucap Gubernur. (R/L..).