Lalu Pelita : "Selamatkan Brand Tahu Puyung melalui Bantuan Pengelolaan Limbah Cair" -->

Lalu Pelita : "Selamatkan Brand Tahu Puyung melalui Bantuan Pengelolaan Limbah Cair"

Minggu, 19 Februari 2023, Minggu, Februari 19, 2023

 

FOTO. H. Lalu Pelita Putra 







LOTENG, BL -  Kendati sudah menjadi salah satu brand industri kecil di wilayah Kecamatan Puyung, di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Namun hingga kini, perajin Tahu Puyung, justru kesulitan mengelola limbah cair mereka.


Akibatnya, saat musim kemarau, limbah yang biasanya dikelola secara sederhana oleh masyarakat, justru  mengeluarkan bau yang tidak sedap. 


Karena itu, bantuan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan harus mulai di intervensi oleh pemerintah, baik itu Pemprov NTB dan Pemkab Loteng. 


Anggota DPRD NTB dapil Loteng Selatan, HL. Pelita Putra saat menyapa puluhan perajin tahu di wilayah Puyung dalam kegiatan resesnya, Kamis Petang (16/2) lalu, mengaku kaget atas ketiadaan pengelolaan limbah bantuan dari pemerintah daerah. 


Padahal, brand Tahu Puyung sudah lama dikenal tidak lagi menjadi keunggulan Kabupaten Loteng. Namun sudah menjadi keunggulan Provinsi NTB. 


"Dengan adanya sentra perajin tahu itu, Puyung yang dikenal dengan nasi balap nya juga memiliki brand lain yang perlu perhatian. Apalagi, sentra tahu itu, berdekatan dengan kantor desa. Dari penuturan warga, biasanya saat rapat, mereka enggak betah untuk berlama-lama. Itu karena limbah tahu itu mengeluarkan bau yang tidak sedap," jelas Pelita pada wartawan, Sabtu (18/2) kemarin. 



FOTO. Suasana reses Anggota DPRD NTB dapil Loteng Selatan, HL. Pelita Putra di Puyung, Kabupaten Loteng. 


Ketua DPC PKB Loteng itu, menegaskan, pihaknya akan melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang dinilai punya otoritas menyelesaikan persoalan tersebut.


"Nanti kita carikan jalan keluar, sehingga tidak lagi menjadi keluhan masyarakat sekitar. Bahkan sentra produksi tahu Puyung ini ada di dekat kantor desa. Ini yang mendesak," kata Pelita 


Anggota Komisi IV DPRD NTB itu, mengatakan, bahwa menerima sejumlah aduan dari masyarakat. Yang paling dominan adalah ihwal pembenahan infrastruktur hingga rehab sarana ibadah.


Di mana, lanjut dia, pada reses pertama di 2023 ini, sebanyak 65 anggota DPRD NTB diharuskan melakukan pertemuan sebanyak 14 titik. Namun, yang sudah meminta lebih dari 20 titik.


"Nanti kami upayakan untuk hadir menemui masyarakat. Tapi, pada umumnya yang banyak muncul adalah persoalan infrastruktur khususnya penataan jalan lingkungan. Ini yang dominan. Termasuk juga sarana ibadah. Ada juga usaha ekonomi produktif, seperti menyuport kegiatan ayam petelur, bebek dan lain-lain," ungkap Pelita Putra. 


Ia mendaku, bahwa industri tahu yang dikelola rumahan oleh warga di Desa Puyung terbukti telah mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. 


Di mana, banyak warga Puyung  terserap menjadi tenaga kerja. 


"Yang urgen untuk industri rumahan Tahu Puyung, yakni ketika musim kemarau bisa menimbulkan bau. Dibutuhkan intervensi pemerintah daerah, baik kabupaten atau provinsi. Nanti saya sampaikan ke leading sector terkait. Di samping memang tahu Puyung sudah banyak dikenal," tandas Lalu Pelita Putra. (R/L..).

TerPopuler