Tak Maju Caleg Gerindra di Pileg 2024, Mori Minta Pengurus Gerindra NTB Jangan Tafsir Macam-macam -->

Tak Maju Caleg Gerindra di Pileg 2024, Mori Minta Pengurus Gerindra NTB Jangan Tafsir Macam-macam

Selasa, 13 Desember 2022, Selasa, Desember 13, 2022

 

FOTO. Inilah pamflet Mori Hanafi yang marak tersebar di media sosial hingga kini.  



MATARAM, BL- Mantan Bendahara DPD Partai Gerindra NTB, Mori Hanafi menjawab tantangan Sekretaris DPD Partai Gerindra NTB, Ali Al Khairy,  dan Ketua Pansel Bacaleg Gerindra, Sudirsah Sujanto terkait tidak mendaftarkan diri dalam Pileg 2024. 


Mantan Wakil Ketua DPRD NTB itu, menegaskan, jika ia sudah memutuskan untuk tidak mendaftar sebagai Calon Legislatif (Caleg) melalui partai Gerindra dan parpol manapun. 


"Jadi, pihak manapun, khususnya internal Partai Gerindra NTB agar tidak salah menafsirkan bahwa sikapnya yang tidak mendaftar sebagai caleg sebagai sebuah sikap hengkang dari Partai Gerindra," ujar Mori pada wartawan, Selasa (13/12).


Mori mendaku, perlu meluruskan persepsi dan pemikiran yang sangat sempit dari internal Partai Gerindra. Sebab, tidak ada hubungannya antara sikap dirinya yang tidak mendaftar sebagai caleg, lantas dikaitkan dengan keluar dari kader partai.


"Pernyataan Pak Ali Al Khairy dan Pak Sudirsah harus diluruskan. Saya enggak mendaftar bukan berarti saya keluar dari partai. Ini jelas itu tidak ada hubungannya,” ketus dia. 


Terkait beredarnya sejumlah pamflet yang menyolisasikan dirinya sebagai Caleg DPR RI, kata Mori, hal itu sebagai sebuah hak konstitusi yang dimiliki dirinya.


“Itukan hak konstitusi saya. Dan didalam pamflet itu tidak mencantumkan nama partai, tidak ada warna partai tertentu yang dominan. Itu kan umum-umum aja. Apanya yang salah,” seloroh Mori.


Karena itu, kata Mori, jika internal Partai Gerindra menjadikan pamflet di media sosial yang kini banyak tersebar sebagai upaya tidak melalui partai Gerindra. Hal itu jelas sangat jauh. 


Sebab,  sangat mungkin jika dirinya kini tengah menyolisasikan diri sebagai Bakal Calon Gubernur dari Partai Gerindra.


“Bisa sajakan. Karena saya melihat Calon Gubernur yang diusung Partai Gerindra ini sangat lemah. Jadi itukan hak saya dong. Oleh karenanya, jangan diartikan saya tidak mendaftar sebagai Caleg itu kemudian diartikan saya keluar dari Gerindra. Itu pemikiran yang sempit,” jelas Mori. 


Pihaknya mengakui, salah satu alasan terbesar dirinya tidak mendaftar sebagai Caleg di Gerindra karena sikap partai Gerindra yang sangat sulit menempatkan dirinya di Alat Kelengkapan Dewan (AKD).


Padahal, penempatan AKD untuk Anggota DPRD  itu, merupakan masalah sederhana. "Apa sih masalahnya sampai AKD ini harus diputusin oleh DPP. Dan di seluruh Indonesia ini, baru kali ini terjadi. Tapi saya tegaskan, bukan berarti saya keluar dari Partai Gerindra, sebab bisa saja besok lusa saya jadi fungsionaris partai atau jadi anggota biasa atau bahkan dua atau tiga bulan kedepan bisa saja saya nyatakan pensiun dari politik,” papar Mori. 


Sedangkan, belum disetorkannya kewajiban pada partai sebagai kontribusi anggota DPRD NTB dari Fraksi Gerindra. Kata Mori, hal itu lantaran sebagai bentuk perlawanan atas tidak ditempatkan dirinya di AKD hingga kini. 


Mori menghendaki, agar DPP bisa tahu persoalan yang sebenarnya setelah dirinya dipanggil terkait alasan kenapa dirinya tidak menyetor kontribusi kepada partai itu. 


"Saya sengaja, biar DPP juga tahu bahwa ada yang tercederai oleh Fraksi dan partai. Ini bukan karena soal uang, tapi karena terdorong oleh karena saya ingin tahu alasan partai tidak menempatkan saya di AKD ini apa. Apakah saya melakukan pelanggaran yang hebat atau apakah saya telah melakukan perbuatan yang mencoreng nama partai?. Itu aja sih alasannya,” ujar Mori. 


Dalam kesempatan itu. Ia juga perlu meluruskan pernyataan Ketua Fraksi Gerindra dan Sekretaris Gerindra NTB yang menyebutkan bahwa ia sering di undang di rapat fraksi, namun tidak pernah mau hadir. Diakui Mori, justru informasi itu tidak benar. 


Sebab, ia malah tahu jika fraksi mengundangnya rapat-rapat malah melalui pemberitaan media. 


“Tidak benar saya diundang untuk membicarakan soal-soal tersebut. Malah saya taunya dari berita teman-teman di media aja. Padahal saya juga ini masih kader partai. Kok, sama yang lain ditanya, sama saya gak pernah ditanya. Apa beda saya dengan kader lainnya. Tolong jangan buat kesimpulan berpikir yang gegabah dan prematur. Jangan seperti itulah,” tandas Mori Hanafi. (R/L..).

TerPopuler