FOTO. Inilah kawasan Sky Lancing di Desa Mekarsari, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah yang menjadi surga olahraga dirgantara di NTB. Tampak para pecinta olahraga Paralayang tengah menghiasi langit di Sky Lancing. |
MATARAM, BL - Setelah sukses menggelar eksebisi pekan olahraga provinsi (Porprov) NTB Paralayang. Kini, kawasan Sky Lancing di Desa Mekarsari, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), dalam waktu dekat akan kembali menggelar event bergengsi dunia.
Tak tanggung-tanggung, selama tiga tahun Sky Lancing bakal menghelat event dunia, bertajuk Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) pada tahun 2023 mendatang.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB, Tri Budiprayitno, membenarkan hal itu. Menurut dia, keindahan kawasan perbukitan yang memiliki laut indah yang tidak jauh dari Sirkuit Mandalika itu, telah menghipnotis para pecinta olahraga ekstrim, dari berbagai belahan dunia dan provinsi di Indonesia untuk datang menikmati kawasan Selatan Pulau Lombok melalui ketinggian.
"Insya Allah, Sky Lancing sudah pasti, akan menjadi tuan rumah PGAWC 2023. Kabar baiknya, Launching akan selama tiga tahun menjadi tuan rumahnya,” ujar Tri Budi, Kamis (15/12).
PGAWC merupakan kejuaraan dunia untuk paralayang. Ada enam seri lomba dengan sejumlah kategori. Di Indonesia, Kota Batu di Jawa Timur sempat menjadi tuan rumah PGAWC pada tahun 2018 lalu.
Untuk tahun depan, Loteng akan menjadi tuan rumah berikutnya. Lokasi perlombaannya berada di Sky Lancing. Di rencanakan, ada sekitar ratusan atlet paralayang dari 23 negara yang akan meramaikan PGAWC.
”Eventnya itu mulai di akhir Juli,” kata Tri Budi.
Lantaran merupakan event bergengsi dunia, lanjut dia, pihaknya akan membantu menyiapkan sarana prasarana maupun infrastruktur pendukung yang masih kurang. Agar kejuaraan dunia paralayang bisa sukses digelar.
Salah satu yang menjadi atensi dinas adalah akses jalan menuju titik take off paralayang. Meski sudah cukup memadai, tapi masih membutuhkan peningkatan. Sehingga sesuai dengan standar kejuaraan internasional.
”Sekarang memang sudah cukup memadai. Tapi untuk yang kurang-kurang, itu pasti kami lengkapi,” ucap Tri Budi.
Event PGAWC semakin menambah panjang daftar Provinsi NTB sebagai tuan rumah kejuaraan olahraga internasional. Apalagi, panitia penyelenggara memilih Sky Lancing, justru bukan tanpa alasan.
”Lokasinya kan di Loteng. Di sana ada KEK Mandalika, infrastruktur akomodasi juga sudah sangat baik,” tegas Tri Budi.
Ia berharap PGAWC bisa membawa dampak positif. Menambah kunjungan wisatawan ke Provinsi NTB. Sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat. ”Dampak positifnya itu yang kami harapkan,” lanjut Tri Budi.
FOTO. Owner Sky Lancing, Mas Ndoro Santo (kiri) saat menerima para tamu yang hendak menaklukan kawasan Sky Lancing. |
Sebelumnya, Ketua Harian Federasi Aerosport Indonesia (FASI) Lombok Tengah, Roy Rahmanto mengatakan, sejumlah persyaratan untuk bidding sebagai tuan rumah PGAWC 2023 telah tuntas.
"Target kami, kejuaraan dunia ini diikuti 17 negara," katanya.
Roy mendaku, pada bulan September lalu, tim PGAWC sudah datang melihat kawasan Sky Lancing. Pada saat itu, pihaknya diberikan masukan terkait apa saja yang perlu dibenahi di Sky Lancing.
"Tim PGAWC meminta kami menyiapkan kepanitiaan yang mumpuni untuk menyambut event internasional ini" ujarnya.
Terkait dengan lokasi, tim dari PGAWC tidak mempermasalahkan, hanya saja disinggung soal kesiapan panitia, mereka sempat meragukan kualitas SDM panitia.
Untuk itu, pihaknya meminta untuk membuat event dengan skala kecil. "Apa yang kurang tentunya menjadi pembelajaran, terlebih event PGAWC ini perlakuannya tentu berbeda," ucap Roy.
Menurut dia, sejauh ini, akses jalan menuju lokasi sudah mulai dilakukan perbaikan.
Dikatakan juga, jika Sky Lancing sebagai tuan rumah sudah mendapat kesepakatan antara pemilik lahan, Lanud ZAM, termasuk juga pemerintah Provinsi dan Kabupaten.
Sky Lancing ini juga sendiri merupakan satu-satunya lokasi paralayang di Lombok yang sudah mengantongi izin terbang pada Agustus 2022 bertepatan dengan acara Pelangi Nusantara saat itu.
"Tidak bisa sembarangan untuk main di udara, apalagi di sini kita mainnya di atas 100 bahkan 200 meter," ucap Roy.
Masih kata Roy, saat menyampaikan surat bidding ke pihak PGAWC sempat ditolak lantaran terbentur jadwal. Sehingga, disetujui untuk mengadakan PGAWC di Sky Lancing pada Juli 2023.
"Awalnya kami, bersurat untuk mengadakan event ini pada Juni 2023 namun ditolak karena jadwalnya berbenturan dengan acara PGAWC," jelas dia.
Dalam surat yang dikirim, dijelaskan jarak dari bandara ke lokasi, jarak pelabuhan ke lokasi, dan beberapa penginapan yang ada di sekitar lokasi.
Disinggung soal jumlah atlet paralayang di NTB, pihaknya mengaku atlet yang sudah lisensi level 2 sekitar 20 orang. "Persyaratan atlet yang mengikuti kejuaraan dunia harus berada di level 2," papar Roy.
Beberapa atlet yang terus dilatih di antaranya dari Sembalun Lombok Timur, Lombok Tengah dan sebagian besar di Kabupaten Sumbawa Besar (KSB).
Dia menyebutkan, Rakernas Paralayang di Semarang digelar 17-18 Desember 2022, di sana pihaknya akan memasukkan jadwal PGAWC Indonesia ke dalam Calendar of Event Paralayang Indonesia. "Pengurus akan masukkan ke Calender of Event Indonesia dan itu ditanda tangani Kepala AU," tuturnya.
Dengan begitu, diharapkan TNI AU memberikan dukungan berupa herkules untuk atlet lokal.
Setelah Rakernas, pihaknya akan melakukan komunikasi intens dengan Pemkab Lombok Tengah dan Pemprov NTB. "Ini agar kami bersama-sama menyamakan persepsi siapa melakukan apa alias bagi-bagi tugas," katanya lagi.
Roy menegaskan, event tersebut bukan hanya bicara olahraga secara utuh, akan tetapi akan memberikan pertunjukan budaya lokal seperti tari, gendang beleq, peresean dan lainnya.
"Bicara paralayang, maka harus bicara sport tourism, dan kebetulan NTB merupakan salah satu tempat itu," tegas dia.
FOTO. Salah satu atlet paralayang tengah melakukan persiapan untuk menaklukan ketinggian kawasan Sky Lancing. |
Terpisah, Ketua FASI NTB yang juga Komandan Lanud ZAM, Kolonel Pnb R. Endri Kargono mengatakan, minggu depan akan membahas event PGAWC dengan beberapa pihak.
Intinya, kata pria kelahiran Lamongan Jawa Timur itu, sejauh ini dari PGAWC sudah oke. "Tinggal kami menyelesaikan administrasinya. Setelah clear nanti kami kabari lagi," tandas dia. (R/L..).