MATARAM, BL – PLN UPK Tambora berhasil membangun ERS atau Emergency Recovery System pada line Empang-Dompu. Pekerjaan ini merupakan salah satu upaya preventif dalam upaya perbaikan terkait dengan anomali pada kaki tower nomor 97 arah Empang-Dompu yang mengalami pergeseran.
Manager PLN UPK Tambora, Wayan Budi Laksana, mengatakan bahwa anomali yang terjadi pada kaki tower nomor 97 arah Empang-Dompu tersebut telah termitigasi oleh tim PLN. Seiring waktu dengan kontur tanah di tapak tower itu mempercepat terjadinya pergeseran tanah.
Tidak mau mengambil resiko, PLN UPK Tambora beserta seluruh tim melakukan tindakan cepat dengan membangun tower ERS yang tujuannya, yaitu agar pasokan listrik tetap aman dan terhindar dari gangguan yang tidak diinginkan.
“Kaki tower bergeser dikarenakan cuaca dan kondisi tanah yang berada di daerah perbukitan yang labil sehingga berpotensi tower roboh dan mengganggu pasokan listrik pada Sistem Sumbawa – Bima. Dampak dari pergeseran tersebut menyebabkan tower mengalami deformasi sehingga kondisi tower menjadi kritis dan perlu segera ditangani agar dapat meminimalisir gangguan yang ada,” jelas Wayan pada wartawan, Rabu (14/12).
Menurut Wayan, tower-tower transmisi merupakan prasarana yang vital dalam penyaluran tenaga listrik, termasuk tower 97 ini yang menjadi tulang punggung untuk mengevakuasi daya dan menyalurkannya ke Kota Bima dan sekitarnya. Sebagai mitigasi jangka pendek, pembangunan tower ERS ini akan berfungsi mengambil alih sementara peran tower 97 yang mengalami kondisi kritis.
Pekerjaan pembangunan tower ERS ini pun dilakukan tanpa melakukan pemadaman kepada pelanggan dengan melakukan rekayasa sistem operasi sehingga tidak mengganggu pasokan listrik kepada pelanggan.
“Berkolaborasi dengan PLN dari Maluku dan Maluku Utara, sebanyak 40 pegawai diturunkan untuk mempercepat pekerjaan. Pembangunan tower berhasil dilaksanakan selama kurang lebih 40 hari, dan dimulai pada tanggal 1 November 2022,” kata Wayan.
Tower ERS ini dikirim dari PLN Maluku dan Maluku Utara, yang jaraknya sangat jauh sehingga membutuhkan waktu lama untuk proses ekspedisinya. Ini tentunya menjadi tantangan dalam proses pembangunan tower ERS, selain ketersediaan peralatan karena tower ini belum pernah dipasang di NTB.
Sementara itu, tantangan eksternal yang harus dihadapi tim di lapangan yaitu lokasi pekerjaan yang berbukit dan jauh dari pusat kota serta memiliki medan cukup ekstrim, yang tentunya akan membutuhkan tenaga ekstra dalam pelaksanaan pekerjaan. Ditambah lagi pekerjaan dilaksanakan di musim penghujan sehingga pekerjaan sering tertunda akibat hujan deras dan angin kencang di daerah pesisir pantai.
Wayan mendaku, semua pekerjaan dilakukan dengan penuh semangat dan tanpa kenal lelah sehingga pekerjaan pembangunan ERS ini dapat selesai dan berjalan dengan lancar.
“Terima kasih kepada seluruh stakeholder dan juga warga masyarakat sekitar yang telah membantu selama proses pembangunan. Semoga dengan upaya ini sistem kelistrikan di NTB, khususnya di Pulau Sumbawa selalu andal," tandas dia. (R/L..).