FOTO. Atlet PWI NTB, Zulkarnain (kanan) yang berhasil menyumbangkan medali perunggu di cabor atletik di stadion atletik Universitas Negeri Malang (UNM), |
MALANG, BL - Provinsi NTB akhirnya mendapatkan medali pada Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) XIII/2022 di Malang, kemarin (25/11). Zulkarnain yang turun di cabor atletik meraih medali perunggu pada nomor 5 ribu meter usia 27 tahun keatas.
Pada perlombaan cabor atletik Porwanas dipusatkan di lapangan atletik Universitas Negeri Malang tersebut, Zulkarnain mencatatkan waktu 24 menit 42.86 detik. Medali emas diraih Papua yang menurunkan Gerson Maay dengan waktu 22 menit 52.14 detik. Medali perunggu disabet Alpinda Nopra asal Bengkulu dengan waktu 23 menit 40.30 detik.
Sementara itu, Muhammad Irfan yang turun di nomor 3 ribu meter usia 40 tahun keatas, finish di peringkat sembilan. Medali emas diraih Margono asal Jawa Barat dengan catatan waktu 11 menit 23.62 detik. Suparman asal Lampung merebut perak dengan waktu 13 menit 47.93 detik. Sedangkan medali perunggu diraih Sumarsono asal Jawa Timur dengan catatan waktu 14 menit 07.83 detik.
"Dua wartawan dari NTB ini sudah mengeluarkan kemampuan maksimalnya. Alhamdulillah bisa menyumbang medali perunggu," ujar Sekretaris PWI NTB Rachman Hakim.
Perlombaan atletik Porwanas XIII/2022 diciderai dengan sejumlah insiden. Sejumlah pelari yang diturunkan provinsi diduga bukan wartawan melainkan atlet sebenarnya. Misalnya pelari Papua Gerson Maay yang meraih medali emas di nomor 5 ribu meter. Serta Margono yang meraih medali emas di nomor 3 ribu meter. "Ajang ini kan khusus untuk wartawan. Menjaga silaturahmi tapi diciderai karena ego semata ingin mendapatkan medali emas," sesal Hakim
Hakim menjelaskan, sejumlah provinsi sudah mengajukan keberatan terkait hal ini. Seperti Lampung, Aceh, Bengkulu, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan NTB. "Jangan sampai persoalan ini dibiarkan agar tidak terulang di kemudian hari. Porwanas untuk silaturahmi wartawan," cetusnya.
Untuk diketahui, Porwanas dikhususnya bagi wartawan. Peserta juga tidak boleh memiliki catatan prestasi baik itu di kejuaraan provinsi, kejurnas atau kejuaraan internasional. Namun dari data yang dihimpun Koran ini, Gerson Maay pernah mengikuti Kejurnas Atletik di Jakarta pada 2018 lalu. Sementara Margono asal Jawa Barat merupakan juara 2 Malaysia Open.
"Kamis sudah protes bersama beberapa provinsi. Ini harus jadi perhatian panitia," tandasnya.
Sementara itu, Ketua PWI NTB Nasruddin Zain mengatakan, sejumlah cabor yang diikuti sudah mengerahkan kemampuan terbaiknya. Seperti dari cabor Esport dan catur. Cabor Esport dari nomor PUBG Mobile finish di peringkat empat klasemen akhir. Dari lima match yang diikuti, NTB mampu bersaing di dua match awal. Sementara Jawa Barat yang terseok-seok di pertandingan pertama justru bangkit di tiga match akhir. Sehingga berhasil meraih medali emas.
Sementara medali perak menjadi milik Lampung yang tampil bagus di dua match awal. Sedangkan perunggu diambil kontingen Sulawesi Utara. Cabor Esport pertama kali dipertandingkan di ajang Porwanas ini. "Meskipun baru pertama menurunkan tim di cabor esport tapi capaian mereka sudah bagus," ujar Ketua PWI NTB Nasruddin Zain, katanya.
Menurut Nasruddin, peringkat empat besar di nomor PUBG sudah bagus mengingat persiapan yang kurang. Sementara dari nomor PES dan Mobile Legends Bang Bang harus tersingkir di babak awal. "Kedepan Esport punya potensi bagus. Karena dari cabor ini ada empat medali emas yang diperebutkan," cetusnya.
Sementara itu, dari cabor catur, NTB masuk dalam sepuluh besar. Untuk nomor beregu, tim catur yang diperkuat Muis, Andrianto, dan Imam duduk di peringkat lima klasemen akhir. Dua pertandingan terakhir dimenangkan tim NTB melawan Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
Untuk kategori catur perorangan Fajar Rachmat menempati peringkat sembilan klasemen akhir. Meskipun berhasil melibas Sumatera Barat dan Kalimantan Utara di babak kelima dan keenam, namun poin yang diraih belum berhasil mendongkrak peringkatnya. (R/L..)