 |
MATARAM, BL - Miss International Indonesia, Cindy May McGuire, membawakan national costum bertemakan ratu Mandalika.
Keberhasilan sirkuit Mandalika dalam perhelatan Moto GP beberapa waktu lalu, menjadi salah satu alasan national costume ini dipilih.
Miss International Indonesia, telah bertolak menuju Jepang untuk berkompetisi dengan membawa national costume Ratu Mandalika.
National Costume Ratu Mandalika yang dipakai Miss International Indonesia, didominasi oleh warna merah.
Dilansir Berita Lombok dari berbagai sumber, National Costume Ratu Mandalika ini digarap oleh Jember Fashion Carnival. Selain didominasi warna merah, national costume ini juga dibekali dengan mahkota indah berwarna emas.
Selain itu, Cindy juga akan membawa tongkat bak seorang dewi dan konon dibekali teknologi canggih.
Banyak pendapat, bahwa kepala dari tongkat national costume Ratu Mandalika bisa berputar dan mengembang.
Keragaman budaya NTB dan Indonesia yang sangat kaya, memang pantas di pamerkan di ajang International.
National costume Ratu Mandalika ini, mencerminkan kepribadian seorang dewi yang bijaksana, berwibawa, dan elegan.
Harapannya melalui national costume Ratu Mandalika yang dipakai oleh Miss International Indonesia, bisa membawa pengaruh baik pada ekonomi dan pariwisata NTB.
Ratu Mandalika sendiri merupakan sosok yang sangat istimewa bagi masyarakat di Nusa Tenggara Barat karena melambangkan wanita tangguh yang rela mengorbankan diri demi persatuan.
"Semoga ketangguhan dan ketulusan hati sang Putri Mandalika inilah yang nanti bisa saya bawa pada ajang Miss International yang akan diadakan di Tokyo, Jepang," kata Cindy May McGuire dalam akun instagramnya, Senin (28/11).
Alkisah dahulu kala di Lombok, Nusa Tenggara Barat hiduplah seorang puteri Mandalika yang cantik jelita dan tersohor hingga ke seluruh pelosok negeri.
Dia adalah seorang putri dari Raja Panji Kusuma atau Tonjeng Beru yang bijaksana dan Ratu Dewi Seranting.
Suatu ketika, Putri Mandalika yang cantik telah tumbuh menjadi wanita dewasa yang memiliki budi pekerti luhur yang membuatnya sangat dicintai.
Tidak hanya oleh rakyat negerinya, tetapi juga oleh pangeran-pangeran tampan yang ingin lekas meminangnya.
Namun hal itu ternyata sama sekali tidak membuat hatinya bahagia dan justru merasa dilema dan takut akan perpecahan dan perang yang bisa saja terjadi karenanya.
Putri Mandalika menganggap, bila dirinya disunting oleh salah seorang pangeran yang menginginkannya, maka mungkin akan terjadi pertumpahan darah di negerinya.
Oleh sebab itulah, setelah bersemedi dan menenangkan diri, Putri Mandalika membuat permohonan untuk mengumpulkan seluruh pangeran di sebuah pantai di Lombok.
Sedangkan dia sendiri memilih untuk berada di puncak suatu bukit yang tidak jauh dari sana.
Kemudian, dengan hati yang suci dan tidak ingin adanya pertumpahan darah di negerinya, Putri Mandalika menceburkan diri ke laut dan lenyap entah kemana.
Begitulah akhirnya namanya dikenang sebagai seorang putri yang melambangkan persatuan bagi rakyat di NTB. (R/L..).