FOTO. Ketua DPRD NTB Hj. Baiq Isvie Rupaeda (tengah) saat memberikan keterangan pers didampingi dua wakil ketua DPRD NTB, yakni H. Muzihir (kanan) dan Nauvar Furqony Farinduan (kiri). |
MATARAM, BL - Ketua DPRD Provinsi NTB, Hj. Baiq Isvie Rupaeda membantah keras rumor yang menyebutkan, bahwa tiga orang anggota dewan terciduk menggunakan narkoba lalu dibebaskan karena ditebus dengan uang Rp150 juta, pada saat melaksanakan kegiatan workshop di Jakarta pada pekan lalu.
"Setelah saya melakukan komunikasi dengan pimpinan fraksi dan pihak-pihak terkait soal pertanyaan ada tiga orang anggota DPRD Provinsi NTB yang terciduk menggunakan narkoba pada saat kunker di Jakarta. Saya selaku pimpinan menyampaikan bahwa itu tidak benar, tidak ada yang seperti itu," tegas Isvie dalam keterangan persnya, Rabu petang (12/10).
Isvie yang didampingi dua orang Wakil Ketua, H. Muzihir dan Nauvar F Farinduan, kemudian meminta Fihiruddin yang menyebarkan isu tersebut disalah satu WhatsApp Grup, untuk menyampaikan data-data terkait dengan pernyataan tersebut. Supaya tidak menjadi fitnah terhadap lembaga DPRD Provinsi NTB.
"Kalau saudara Fihir punya data soal itu, karena sudah sampai menyebut satu dari partai nasionalis dan dua dari partai nasionalis religius, tentu dia punya data. Serahkan kepada kami, atau ke partai yang bersangkutan dan atau juga ke APH," ujar dia.
"Biar semuanya terang kalau memang ada, karena kami tidak ingin nama lembaga jadi tercemar, karena dugaan-dugaan. Karena saya sudah tanya ke semua pimpinan fraksi tidak ada satupun anggota yang sudah terciduk," sambung Isvie.
Karena merasa tidak pernah ada peristiwa terciduknya anggota DPRD sempat. Isvie pun menyampaikan bahwa pihaknya akan memberikan Somasi terhadap Fihir karena telah menyampaikan informasi yang tidak benar.
"Insyaallah kami akan somasi saudara Fihir, kalaupun somasi tidak menyelesaikan soal ini, maka lembaga terpaksa akan menempuh proses hukum. Kami akan mengkaji itu bersama tim hukum DPRD," ancamnya.
Hal itu dilakukan pimpinan karena hampir semua pimpinan fraksi merasa tersinggung dengan pernyataan Fihir yang tidak mendasar tersebut, dengan menyebut partai berazaskan nasionalis dan nasionalis religius.
"Fraksi keberatan karena semua fraksi merasa kena, karena itu mereka minta pimpinan bersikap. Sebab ini sudah menyangkut marwah lembaga, karena sudah menyebut tiga anggota terciduk saat kunker, sementara kami aman-aman saja kunker," jelas Isvie.
Terkait dengan permintaan agar anggota dewan melakukan tes urine. Isvie mendaku, bahwa pihaknya sudah rutin melakukan tes urine. Sehingga jikapun akan tes urine, pihaknya tidak ingin melakukannya karena permintaan dari Fihiruddin.
"Kami rutin melakukannya, tanpa diminta oleh saudara Fihir pun kami lakukan. Nanti kita jadwalkan, tapi bukan karena diminta Fihir kami melakukan itu, kita cari waktu yg tepat, biasanya kami tidak informasikan, tapi langsung tiba-tiba BNN yang datang," ujar politisi partai Golkar itu.
Sebelum Fihiruddin, melalui WhatsApp Grup "Pojok NTB" menyampaikan pertanyaan kepada Ketua DPRD NTB soal kabar tiga orang anggota DPRD NTB keciduk memakai narkoba, dan ditebus Rp 150 juta per orang. Diduga oknum anggota dewan tersebut dua orang berasal dari partai berazas nasionalis religius dan satu orang berasas nasionalis. (R/L..).