FOTO. Inilah luapan air Sungai Meninting akibat ambrolnya proyek dinding pembatas Bendungan Meninting, Jumat 17 Juni 2022 silam, yang memicu kerugian pada petani dan UMKM di wilayah Mambalan. |
LOBAR, BL - Luapan sungai Meninting yang diduga disebabkan ambrolnya dinding pembatas Bendungan Meninting, Jumat 17 Juni 2022 silam, tak hanya berdampak pada Kolam Koi milik Rinjani Koi Farm. Air bah yang datang juga menggerus areal persawahan dan unit UMKM di Desa Mambalan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat.
Kepala Desa Mambalan, Abdollah Al Kaff membenarkan hal itu, saat dijumpai Minggu 23 Oktober 2022.
"Memang saat kejadian itu, tak hanya kolam Koi yang kena, tetapi juga persawahan dan unit UMKM," kata Apink, sapaan akrab Kades Mambalan.
Menurutnya, berdasarkan pendataan yang dilakukan setidaknya ada 28 petani dan 5 pelaku UMKM di Desa Mambalan yang turut terdampak dalam musibah tersebut.
Para petani terdampak diperkirakan mengalami kerugian rata-rata Rp5 - Rp8 juta akibat kejadian itu. Sebab, saat banjir luapan sungai terjadi, umumnya para petani tengah memasuki musim tanam padi.
"Benih dan bibit padinya rusak, akibat material pasir dan lumpur banjir yang masuk ke sawah. Mereka butuh proses satu bulan untuk merecovery lahan sawahnya. Datanya ada di kami sebanyak 28 petani," ujarnya.
Apink mengatakan, saat kejadian 17 Juni 2022 itu sama sekali tidak ada hujan. Hal ini memperkuat dugaan sumber luapan air diduga dari jebolnya pembatas Bendungan Meninting.
Apalagi, menurut dia, selama ini tidak pernah ada banjir sebesar itu di Desa Mambalan, meski di musim hujan.
FOTO. Inilah dinding pembatas milik pembudidayaan Rinjani Koi Farm yang rusak parah akibat luapan Sungai Meninting setinggi dada orang dewasa, beberapa waktu lalu. |
Salah seorang petani terdampak, Saeun (40) mengaku pihaknya mengalami kerugian akibat luapan sungai Meninting 17 Juni lalu.
"Air meluap dan merendam sawah, arusnya juga kencang bersama material pasir dan lumpur. Akibatnya benih dan bibit yang siap taman juga rusak," ujar dia.
Seperti diketahui, peristiwa luapan sungai Meninting, saat ini tengah berjalan di ranah gugatan. Pengusaha Koi pemilik Rinjani Koi Farm menggugat 11 tergugat melalui Pengadilan Negeri Mataram.
Salah seorang pelaku UMKM di sekitar Rinjani Koi Farm, Bayu Septiani (35) menjelaskan, saat kejadian sama sekali tak ada hujan.
Bayu mengatakan, kejadian luapan sungai itu pada Jumat sore 17 Juni 2022 sekitar pukul 16.15 WITA.
"Saya baru saja selesai memberi pakan ikan. Itu sekitar pukul 16.00 Wita. Tiba-tiba saya lihat di areal sawah air sudah naik dan deras, padahal tidak ada hujan," katanya.
Bayu mengatakan, saat itu kecepatan air cukup kencang, langsung menghantam kolam miliknya dan merusak pagar Rinjani Koi Farm lalu masuk ke kawasan kolam Rinjani Koi Farm.
"Airnya kencang sekali dan tinggi hampir 1 meter. Masuk dan berputar di areal kolam Rinjani Koi Farm setelah sebagian pagar bobol," kata dia.
Ia menjelaskan, selama ini Rinjani Koi Farm memberdayakan masyarakat sekitar sebagai UMKM binaan, termasuk dirinya.
UMKM binaan ini diberi bibit ikan Koi, pakan, dan pembinaan. Hasil panen mereka nantinya dipasarkan melalui Rinjani Koi Farm.
"Kita ada sekitar 5 orang UMKM binaan, kolam kita di dekat Rinjani Koi Farm. Ikut merugi juga karena ikan-ikan mati, padahal sudah masuk panen," ujarnya.
Bayu merupakan salah satu saksi mata saat kejadian luapan sungai Meninting pada 17 Juni 2022. Menurutnya, kejadian berlangsung sekitar 30 menit dari luapan air sungai hingga surut.
"Dia sekitar 30 menit, tapi sangat kencang dan banyak airnya setinggi 1 meter. Pasca kejadian pun beberapa pihak yang saya hubungi nggak percaya kalau ada banjir karena memang saat itu sama sekali tidak ada hujan," tandasnya. (R/L..).
Lintasan sungai Meninting di Desa Mambalan berjarak sekitar 150 meter dari kolam Rinjani Koi Farm. Dari bantaran sungai menuju kawasan Rinjani Koi Farm ada persawahan milik masyarakat setempat.
"Waktu ada banjir di Ranjok Desember 2021, itu kita disini aman saja. Tapi anehnya saat nggak ada hujan malah air sungai meluap sampai banjir," katanya.