FOTO. Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 1 Lingsar, Suardin saat mengecek progres pembangunan DAK Fisik. |
MATARAM, BL- Progres capaian DAK Fisik di SMKN 1 Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat (Lobar) mencapai kisaran 30 persen hingga kini.
Meski demikian, pihak sekolah menyakini bahwa target pembangunan tiga unit ruang kelas baru (RKB) dan satu ruang praktik siswa (RPS) untuk siswa jurusan kecantikan akan bisa tuntas pada Desember 2022 mendatang.
Kepala Sekolah SMKN 1 Lingsar, H. Burhan mengatakan, capaian progres fisik mencapai 30 persen saat ini, dipicu adanya perubahan gambar bangunan untuk RPS dari rencana awal.
Hal itu menyusul, pihaknya mengacu pada aturan bahwa tidak boleh ada bangunan pada radius 12 meter dari badan jalan.
"Kondisi ini yang memicu kami melakukan perubahan gambarnya. Tapi, Insya Allah, perubahan gambar yang kita selaraskan dengan aturan itu, tidak akan membuat pembangunannya terhenti. Ini karena kami berkomitmen melalui Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana untuk terus mengawasi progres pembangunanya agar bisa sesuai target yang ditetapkan," jelas Burhan pada berita Lombok.net, Selasa (18/10).
FOTO. Kepala Sekolah SMKN 1 Lingsar, H. Burhan (kanan) saat mengecek kedatangan sejumlah barang untuk melengkapi alat praktikum tata busana dan kecantikan siswanya |
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 1 Lingsar, Suardin, mengatakan program DAK Fisik yang menggunakan Tipe 1 ini, membuat pihaknya sangat tenang.
Pasalnya, pihak sekolah hanya bersifat menerima bangunan dan mengecek kedatangan barangnya. Di mana, progres capaian akan selalu dikirimkan sekolah setiap Minggu pada Kasi Prasarana Dinas Dikbud NTB.
Selain itu, perputaran ekonomi warga di sekitar sekolah, terlihat nyata. Sebab, sekitar 30 orang tenaga kerja yang disiapkan suplier, merupakan warga yang berdomisili di Kecamatan Lingsar.
"Tipe 1 ini, membuat kami tenang. Semuanya ditangani oleh Dinas, kalau dulu kami selalu dikejar-kejar oleh pihak luar. Kalau sekarang kita bebas. Apalagi, ada penyerapan tenaga kerja lokal sekitar 30 orang. Sehingga, perputaran ekonomi sangat terlihat sekali dampaknya," tegas dia.
Suardin menegaskan, progres pembangunan yang dilakukan pihak pelaksana (suplier), sejauh ini dirasa sangat cepat. Pasalnya, kebutuhan ruangan untuk praktik siswa sangat mendesak dilakukan.
Terlebih, dengan jumlah sebanyak 1.225 siswa dengan 13 jurusan yang ada, maka ada kekurangan sekitar 16 ruang kelas.
Karena itu, adanya tiga bantuan tiga unit RKB dan satu ruangan RPS dua lantai senilai, masing-masing Rp 1,2 miliar dan Rp 1 miliar lebih, tentunya hal tersebut sangat membantu pihak sekolah.
"Yang kita butuhkan adalah ruangan yang banyak. Tapi karena kekurangan lahan yang harusnya ideal diatas 2 hektare untuk SMK yang memiliki siswa lebih dari 1000 orang, maka bantuan ini sangat membantu kami," tegas dia menjelaskan.
Suardin mendaku, bahwa Gubernur NTB Zulkieflimansyah sempat menjanjikan akan memberikan lahan tambahan untuk SMK setempat saat kegiatan launching produksi SMK 1 Lingsar.
Sayangnya, hingga kini janji itu belum terwujud. Padahal, jika ada tambahan lahan sekitar 60 are, untuk melengkapi jumlah areal saat ini sejumlah 1,35 hektare.
Tentunya, lanjut dia, pembangunan gedung Workshop untuk menampilkan hasil karya inovasi para siswa. Serta, adanya ruang belajar yang ditengahnya ada lapangan untuk penunjang kegiatan ekstrakurikuler siswa akan bisa terwujud.
"Karena kita dapat 3 RKB dari DAK Fisik 2022, maka lapangan ekstra kurikuler siswa yang berada di belakang kita sulap sebagai lokasi pembangunannya. Sedangkan, halaman siswa yang sempat ada bangunan saran praktik tidak permanen akhirnya kita alih fungsikan untuk pembangunan gedung RPS dua lantai saat ini," jelas Suardin.
Ia memastikan, sesuai keinginan dan harapan masyarakat kecamatan Lingsar yang siswanya bersekolah di SMK setempat, agar salah satu aset Pemprov yang berada di samping Utara sekolah. Yakni, kantor Balai Benih Ikan (BBI) Air Tawar yang dikelola UPT Dinas Perikanan dan Kelautan dapat diberikan hibah tanahnya pada SMK 1 Lingsar.
"Prinsip semakin banyak fasilitas maka pendidikan akan semakin baik harus dikedepankan. Yakni, jika kita dapat tanah di samping untuk menjadi tempat workshop, tentunya inovasi siswa untuk menjadi sebuah BLUD akan bisa terwujud. Ini yang kami harapkan agar Pak Gubernur dapat merealisasikan janjinya untuk memberikan tanah BBI untuk lokasi pengembangan sekolah kedepannya," papar Suardin.
Menurut dia, alokasi lahan yang ada saat ini, sangat jauh dari ideal untuk sebuah SMK yang memiliki siswa diatas 1000 orang saat ini. Sebab, jika SMK akan dikembangkan menjadi sebuah BLUD, maka ideal lahannya adalah minimal 2 hektare.
"Kami ingin rombongan belajar atau yang dikenal dengan rombel siswa sesuai dengan jumlah ruangannya bisa dipenuhi. Tapi, kalau di kami itu, yang ada adalah keluar 10 masuk 10, itupun juga masih belum terpenuhi aspek itu. Jadi, pencapaian target kurikulum merdeka belajar belum bisa kami wujudkan. Ini karena, kami masih pakai laboratorium untuk bisa menampung siswa yang kini berasal tidak saja dari Lingsar. Namun dari Kota Mataram, Lombok Tengah hingga sebagian kecamatan di Lobar," tandas Suardin. 031.