FOTO. Inilah PLTMH Mamak di Desa Mamak, Lopok, Kabupaten Sumbawa. |
MATARAM, BL - Sebagai wujud implementasi energi baru terbarukan di PT PLN (Persero), Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTMH) Mamak yang berlokasi di Desa Mamak, Lopok, Kabupaten Sumbawa tetap andal menjadi energi baru terbarukan di Pulau Sumbawa.
Menjadi EBT yang pertama di Pulau Sumbawa, PLTMH Mamak sendiri mengandalkan air dari Bendungan Mamak yang cukup deras sepanjang tahun. Utamanya, di musim penghujan, yakni di bulan November sampai dengan bulan April tiap tahunnya.
Manager PLN ULPLTD Labuhan, Made Septa Irawan, mengatakan, bahwa PLTMH yang telah berusia 28 tahun ini, hingga saat ini masih cukup andal untuk menambah kapasitas daya mampu kelistrikan di Pulau Sumbawa.
"PLTMH Mamak dibangun tahun 1992 dan mulai beroperasi tahun 1994 dan masih andal sampai sekarang. Daya terpasangnya 520 kW dan menggunakan sumber air dari Bendungan Mamak, menyesuaikan jadwal dengan bukaan pintu dari petani untuk pengairan sawah mereka," jelas Made Septa, Selasa (11/10).
Ia mendaku, bahwa PLTMH Mamak juga mempunyai siklus yang berbeda dari PLTMH lainnya, siklus pembukaan pintu air dari Bendungan Mamak akan mengalirkan airnya saat musim penghujan saat suplai air yang banyak dari air hujan, serta menyesuaikan siklus jadwal petani saat musim tanam.
Untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan dari PLTMH Mamak, Made Septa juga menyampaikan beberapa upaya yang terus dilakukan secara kontinyu untuk. Pemeliharaan secara rutin sesuai dengan standard yang telah ditetapkan tentunya menjadi salah satu kunci utama untuk menjaga keandalan PLTMH Mamak.
“Kami terus melakukan pemeliharaan preventif di PLTMH Mamak seperti pemeliharaan rutin di sisi intake saluran air, pembersihan turbin, pemeliharan generator hingga ke kubikel, hal ini dilakukan untuk tetap menjaga keandalan dari PLTMH Mamak agar dapat digunakan maksimal saat beban puncak," papar Made Septa.
Ia menambahkan, keberadaan PLTMH Mamak kali ini, merupakan salah satu bukti komitmen PLN untuk pengembangan energi bersih dan juga sebagai upaya mencapai rasio bauran EBT sebesar 23% di tahun 2025. (R/L..).