FOTO. Inilah pagar kantor DPRD NTB yang berhasil dirobohkan mahasiswa saat aksi penolak terhadap kenaikan harga BBM |
MATARAM, BL - Massa mahasiswa gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) NTB Raya yang tergabung dalam Aliansi Rakyat NTB Menggugat menggeruduk gedung DPRD Provinsi NTB saat demo menolak kenaikan harga BBM, Selasa (6/9).
Aksi unjuk rasa berakhir ricuh usai pedemo memaksa masuk kantor merobohkan pagar kantor DPRD setempat.
"Kita tadi sempat bergesekan dorong-dorongan, sempat merobohkan pagar itu tadi," ujar Kordum aksi, Yudistira pada wartawan.
Dalam kericuhan ini, aparat kepolisan menembakkan water cannon kepada massa aksi yang terus memaksa masuk ke gedung DPRD NTB.
Masa aksi sebelumnya ditemui Ketua DPRD NTB Hj Isvie Rupaeda. Namun masa aksi menolak bubar dan tetap ingin masuk ke gedung DPR.
Karena penolakan tersebut, beberapa korlap masa aksi mengikuti ketua DPRD masuk ke gedung DPRD NTB untuk mediasi.
Tiga puluh menit mediasi, permintaan untuk masuk ke gedung DPRD tetap tidak diizinkan.
"Ini demi keamanan," tegas Hj Isvie.
Karena itu mahasiswa mulai mengepung depan kantor DPRD NTB dari semua sisi, memaksa masuk hingga merusak gerbang.
Suasana semakin tidak kondusif dan ricuh, water cannon disemburkan dari segala sisi untuk membuat massa aksi mundur. Pengamanan terus diperketat oleh pihak kepolisan.
Massa aksi mundur dan menghindari semburan water cannon, menepi sebentar setalah itu maju lagi ingin masuk ke gedung DPRD.
Sorakan masa aksi semakin riuh lantaran disiram water cannon. Bersamaan dengan semburan water cannon, cuaca yang semula mendung mulai turun hujan membuat aksi mahasiswa mulai berkurang.
Dalam aksi tersebut mahasiswa menuntut DPRD mendukung dan menyampaikan aspirasi mahasiswa yang menginginkan pembatalan kenaikan BBM subsidi, khususnya wilayah Provinsi NTB.
"Kita pada prinsipnya menolak kenaikan BBM. Bahwasanya kenaikan BBM ini berdampak pada sektor-sektor perekonomian seperti harga pangan, transportasi," ungkapnya.
"Semua berdampak, seperti contohnya pasca kenaikan pada Sabtu malam lalu, harga makanan, terjadi penyesuaian," sambung Yudistira yang juga menjabat Presiden Mahsiswa Unram. (R/L..).