MATARAM, BL - Anggota Komisi V DPRD NTB, H. Lalu Budi Suryata, mendesak jajaran Pemprov melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) setempat untuk menambah jam pendidikan agama di sekolah yang masuk kewenangan provinsi, yakni SMA/SMK hingga SLB.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTB, menilai bahwa pelaksanaan Imtaq yang biasanya digelar setiap hari Jumat, dirasa belum efektif dalam rangka memberikan pemahaman moral dan etika peserta didik bisa terjamin sesuai koridor agama.
"Makanya saya minta agar jam pelajaran agama di SMA/SMK dan SLB itu bisa ditambah, misalnya diharuskan siswa melaksanakan shalat jamaah bagi yang beragama Islam dan selanjutnya dilanjutkan adanya kultum (kuliah tujuh menit). Termasuk bagi agama lainnya juga menyesuaikan pada jam itu, ada jam kerohaniannya," ujar Lalu Budi, Selasa (27/9).
Ketua Badan Kehormatan DPRD NTB itu, mengaku prihatin atas video viral dua sejoli yang tengah berciuman di halaman Masjid Hubbul Wathan Islamic Center (IC) Provinsi NTB di Kota Mataram, baru-baru ini.
Budi mendaku, sangat wajar jika sejumlah warga mengecam aksi yang tidak senonoh itu, sebab hal itu dilakukan di tempat ibadah yang menjadi kebanggaan umat Islam di Provinsi NTB.
Terlebih, dalam video viral itu, pasangan yang tertangkap kamera sedang ciuman itu diduga masih berstatus sebagai pelajar.
"Jadi, agar kasus ini tidak terulang, maka pemahaman pendidikan agama untuk melahirkan generasi yang bijaksana, agamis, sabar, pemaaf dan menjauhkan diri dari segala perbuatan negatif, tentunya menjadi mendesak untuk dilakukan," tegas Anggota Fraksi Bintang Perjuangan Nurani Rakyat DPRD NTB itu.
Budi menegaskan, bahwa penambahan jam pelajaran pendidikan agama, akan dapat membentengi kalangan pelajar dari perilaku negatif di era perkembangan zaman saat ini.
Selain itu, lanjut dia, para pelajar akan dapat terhindar melakukan perbuatan yang melanggar norma masyarakat.
"Pendidikan agama adalah perisai diri untuk menjauhi segala perbuatan dosa atau melanggar hukum," kata dia lantang.
Budi menilai, perilaku insan yang terjerembab ke dalam perbuatan negatif akibat kurangnya pendidikan agama. Apalagi, setiap individu mudah terpengaruh perbuatan negatif. Utamanya, pengaruh gadget dan arus informasi yang kian pesat saat ini.
"Saya minta Pak Kadis Dikbud tidak sebatas hanya mengimbau, tapi perlu aksi nyata dalam mencegah pengaruh gadget. Termasuk kita dukung pengawasan siswa pada jam pulang sekolah namun tetap harus kontinyu dilakukan," tandas Lalu Budi Suryata. (R/L..).