MATARAM, BL - Pengurus Pusat Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI), Sita Hanimastuty Agus Tansil, melantik dan mengukuhkan pengurus KCBI Kabupaten Sumbawa, Masa Bhakti 2022-2026, dibawah nahkoda Nurwahidah Nurdin Ranggabarani.
Pada pelantikan yang berlangsung di Ai Loang Samota Beach Resort, Sumbawa Besar itu, Sita Hanimastuty, meminta para pengurus KCBI Kabupaten Sumbawa, agar dapat mengambil peran dan memberi andil bagi kemajuan pembangunan daerah, sesuai visi misi dan program KCBI. Yakni, memasyarakatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya berkain.
"Kecintaan budaya kain itu, yakni harus bisa mengangkat budaya luhur Tana Samawa, dan menggerakkan berbagai sektor, home industri, UMKM, perancang, kreator, dunia usaha, pariwisata, dan berbagai sektor lainnya, yang terkait dengan cinta berkain," ujar dia dalam sambutannya, Kamis (8/9).
Sementara itu, Wakil Bupati Sumbawa, Hj. Dewi Noviany, mengajak pengurus KCBI yang baru dilantik untuk dapat berkolaborasi dan mengambil peran aktif bersama pemkab setempat dalam berbagai bidang pembangunan daerah, tentunya sesuai bidang program KCBI.
Hal ini agar sektor terkait, dapat dibina dan dikembangkan bersama-sama. Utamanya, pada pelatihan dan pengembangan home industri dan UMKM, maupun para perancang dan kreator.
"Harapan kita, kain Samawa, dapat sejajar dengan kain yang berasal dari daerah lain, serta mampu menjadi salah satu industri kebanggaan daerah, dan berdampak kesejahteraan bagi masyarakat," tegas Dewi.
Terpisah, Ketua KCBI Kabupaten Sumbawa, Nurwahidah Nurdin Ranggabarani, mengatakan, bahwa, melalui momentum pelantikan dan pengukuhan ini, merupakan langkah awal yang baik bagi KCBI dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah.
Untuk itu, Ketua KCBI Sumbawa, mengajak para pengurus dan dukungan semua pihak terkait, untuk dapat mewujudkan visi misi dan program KCBI. Utamanya, dalam mengambil peran aktif dalam berbagai kegiatan. Seperti, pembinaan dan pengembangan home industri, UMKM, dan dunia usaha, perancang dan kreator.
Dengan demikian, lanjut dia, kecintaan masyarakat terhadap budaya berkain, yang juga merupakan warisan budaya luhur Tana Samawa, melalui berbagai kegiatan sehari-hari, maupun berbagai peristiwa budaya dan event pariwisata akan bisa tewujud.
"Kami bertekad akan fokus melakukan pemberdayaan kain produksi dan motif Samawa . Ini agar kain tanah leluhur itu, dapat lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat luas. Baik, skala lokal, nasional hingga internasional alias mendunia," tandas Nurwahidah Nurdin Ranggabarani. (R/L..).