FOTO. Ketua Tim Ekspedisi Mistis PDIP NTB dan M-16, Ruslan Turmudzi (kiri) didampingi Bambang Mei Finarwanto (tengah) dan Ketua DPD PDI Perjuangan NTB H. Rachmat Hidayat (kanan) saat memberikan keterangan persnya, kemarin. |
MATARAM, BL - Ketua Tim Ekspedisi Mistis PDIP NTB dan M-16, Ruslan Turmudzi, menegaskan, bahwa pihaknya akan tetap menelusuri setiap cerita rakyat (folklore ) Leluhur Lombok yang terserak. Hal ini penting agar hasil cipta kebudayaan para leluhur bisa terdokumentasi secara utuh.
Selain itu dengan menelusuri setiap rekam jejak sejarah para Leluhur Lombok akan didapatkan benang merah yang menghubungkan cerita rakyat dikaitkan penemuan ataupun bukti artefak tersebut.
"Munculnya beragam mitos cerita rakyat haruslah dimaknai bahwa para leluhur lombok tersebut ingin menitipkan pesan untuk anak cucunya tentang kisah kebudayaan masa lalu yang pernah ada," kata Ruslan, Jumat (5/8).
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan itu, mengaku, rangkaian kegiatan Tim Ekspedisi Mistis yg telah berlangsung selama hampir tiga bulan menelusuri berbagai artefak dan cerita rakyat leluhur Lombok mengisyaratkan adanya benang merah dikaitkan beragam cerita rakyat.
"Misalnya Kisah Hilangnya Desa Besari di Lombok Utara, memiliki kemiripan cerita rakyat yang disampaikan di Lombok Tengah terkait asal muasal Penguasa di Kedatuan Besari. Akibat keterbatasan akses teknologi, bisa jadi para leluhur Lombok menyampaikan kisahnya secara verbal dan bertutur sebagai media informasinya," ungkap Ruslan.
Anggota DPRD NTB itu, mendaku, bahwa ia tetap optimis bahwa Tim Ekspedisi Mistis kelak akan menemukan rekam jejak para leluhur Sasak secara utuh melalui serangkaian penelusuran cerita rakyat yang terlupakan tersebut.
"Kebudayaan besar itu muncul dan dibangun karena ditopang oleh rangkaian kebudayaan kecil yang dimanifestasi oleh terseraknya berbagai artefak maupun mitos cerita rakyat berbagai versi. Tim Ekspedisi Mistis akan memverikasi guna menarik benang merahnya," ujar Ruslan.
Menurut dia, sesuai pesan Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, H Rachmat Hidayat hendaknya Tim Ekspedisi Mistis bekerja secara profesional dan menjaga obyektifitas dalam menelusuri peninggalan kebudayaan para leluhur agar kisahnya dapat dijadikan referensi sejarah yang benar dan suri tauladan bagi generasi penerus.
"Dengan minimnya bukti artefak maupun jejak manuskrip yang belum ditemukan, menjadi tantangan bagi Tim Ekspedisi Mistis untuk melibatkan ilmu sains dan non sains mengungkap secara utuh berbagai kisah sejarah leluhur," jelas Ruslan.
Sementara itu, Direktur Lembaga Kajian Sosial Politik M-16, Bambang Mei Finarwanto menambahkan Tim Ekspedisi Mistis saat ini belum melibatkan arkeolog secara full time, mengingat keterbatasan Sumber Daya Manusia dan Logistik. Hal ini karena aktivitas Tim Ekspedisi Mistis bersifat swadaya dan spontan melalui berbagai publikasi media.
"Publikasi Media itu sebagai bentuk pertanggungjawaban moral tim Ekspedisi Mistis kepada publik untuk masukan ( input ) buat stakeholder agar dapat menindak-lanjuti setiap temuan-temuan kebudayaan leluhur sasak," katanya.
Ia mengaku, bahwa Tim Ekspedisi Mistis akan mendokumentasi secara utuh dan membukukan setiap temuan di lapangan agar bisa dijadikan second opini sejarah leluhur bagi yang memerlukan data dan info tersebut.
"Mengingat masih banyak folklore yang hendak di eksplore, maka konsentrasi Tim Ekspedisi Mistis saat ini adalah menjelajah dan menelisik setiap Cerita Rakyat dan Situs kebudayaan Leluhur Lombok agar tetap teraktualisasikan secara utuh," tandas Bambang. (R/L..).