Foto. Ketua DPR RI Puan Maharani saat berswafoto dengan para siswa dan siswi usia sosialisasi di Desa Adat Pecatu, Kuta Selaran, Kabupaten Badung, Bali |
MATARAM, BL - Ketua DPR RI Puan Maharani menyolisasikan pencegahan pernikahan dini kepada remaja di Provinsi Bali. Hal ini sebagai salah satu upaya mengatasi stunting atau gagal tumbuh anak di Indonesia.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) ini digelar di Desa Adat Pecatu, Kuta Selaran, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (30/8).
Puan hadir didampingi Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Hasto Wardoyo.
Kehadiran Puan dalam acara Sosialisasi pencegahan stunting dari Hulu melalui Festival Genre (Generasi Berencana) disambut hangat peserta yang kebanyakan adalah siswa SMA. Di lokasi acara pun juga digelar kegiatan vaksinasi bagi para lansia.
Disambut Bupati Badung Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, Puan sekaligus membuka Festival Genre. Tak hanya itu, ia juga menyerahkan anugerah kepada Duta Genre Desa yang dimenangkan oleh empat orang pemuda, yakni Arnoldus David Candin, Luh Gede Yuniasti Widhiasih Jorareis, Ni Nyoman Nadia Ayu Paramita, dan I Komang Putra Adnyana.
“Tugas Duta Genre memangnya apa?” tanya Puan.
Para Duta Genre menjawab mereka melalukan sosialisasi kepada pemuda agar tidak melakukan pernikahan dini, tidak berhubungan seksual di usia muda maupun seks bebas, dan tidak menggunakan narkotika.
Duta Genre juga memberi sosialisasi kepada pemuda/pemudi calon orang tua untuk mempersiapkan fisik dan mental sebelum menikah agar anak-anaknya kelak bertumbuh dengan baik.
“Ini yang paling penting dilakukan, khususnya untuk anak muda. Karena kalian punya rencana hidup, harus diperhatikan harus siap lahir dan batin. Mental juga harus siap. Dan ini berkaitan dengan pencegahan stunting. Perempuan juga harus diapakan diri agar anaknya sehat,” jelas Puan.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu pun menegaskan, pentingnya 1.000 hari pertama pertumbuhan anak. Puan lantas memanggil salah satu Duta Genre untuk menjelaskan pentingnya sosialisasi kepada kalangan muda agar penuh persiapan sebelum menikah.
“Apa yang harus dilakukan anak-anak muda?” ucap Puan.
Luh Gede Yuniasti Widhiasih Jorareis yang biasa disapa Jora mendaku, salah satu program mereka adalah memberi sosialisasi di tingkat-tingkat desa kepada remaja. Mereka juga memiliki program diskusi bersama pasangan calon pengantin.
“Sosialisasi apa itu stunting agar para calon orangtua dapat memahami dan melakukan pencegahan,” ungkap Jora.
Puan juga menjelaskan soal ciri-ciri stunting kepada para peserta acara. Ia kemudian mengajak beberapa anak remaja maju ke atas panggung untuk menjawab pertanyaannya. Para peserta acara berebut maju agar bisa mendapat hadiah.
“Pertanyaaan sulit sekali seperti rapat kerja di DPR ya,” canda Puan disambut tawa para hadirin.
Puan memberi pertanyaan kepada I Kadek Arya Yudha Saputra, siswa SMK 2 Kuta Selatan mengenai batas usia pernikahan bagi perempuan dan laki-laki. Arya pun mampu menjawab dengan baik bahwa perempuan sebaiknya tidak menikah dan memiliki anak sebelum usia 21 tahun, dan untuk laki-laki 25 tahun.
Kepada Arya, Puan mempersilakan apabila ia memiliki pertanyaan.
“Bu Puan Ketua DPR itu kerjanya ngapain sih?” celetuk Arya disambut tawa Puan dan peserta yang hadir.
Puan lalu menjelaskan mengenai tugas-tugas DPR, termasuk melakukan pengawasan program kerja Pemerintah seperti yang dilakukan hari ini.
“Kamu memang pede sekali ya? Itu temen-temen kamu banyak yang teriak-teriakan nama kamu. Emang terkenal ganteng ya di sekolah?” celetuk Puan.
“Yang penting pede dulu aja bu,” timpal Arya yang kembali membuat suasana meriah.
Puan pun mengungkapkan betapa ia senang hadir di acara ini. Ia memuji semangat anak-anak muda yang menurutnya akan menjadi sumber daya manusia (SDM) unggul di masa depan.
“Semangat kalian bikin hati seneng. Indonesia maju harus dengan gotong royong termasuk dengan kalian anak-anak muda. Karena kalian yang bisa memutuskan Indonesia mau jadi seperti apa. Mau maju, atau seperti saat ini aja,” sebut Puan.
“Kalian Gen Z, kalau di alfabet ada di huruf terakhir. Saya justru melihat Gen Z adalah titik awal masa kejayaan Indonesia, ya lewat anak-anak remaja yang akan mengikuti zaman. Karena kalian generasi emas yang memang dipersiapkan menjadi hebat, cerdas dan dapat membawa harum nama Indonesia,” sambung mantan Menko PMK itu.
Puan juga memuji pemuda-pemudi Bali yang pintar berbicara di hadapan umum. Apalagi mereka dapat tampil dengan kepercayaan diri yang cukup tinggi.
“Sudah bisa jadi juru kampanye nanti di 2024,” canda Puan lagi.
Kepada BKKBN, cucu Proklamator RI Bung Karno itu berharap agar sosialisasi Genre dilakukan hingga masuk ke sekolah maupun kampus-kampus. Dengan begitu, generasi penerus bangsa dapat memahami berbagai hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting, termasuk tidak menikah di usia muda.
“Saya minta ada sosialisasi ke anak-anak SMA dan di kampus-kampus. Karena mereka yang akan menjadi generasi emas kita yang akan datang,” ungkap Puan.
Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menambahkan, bahwa penting sekali anak muda mengetahui informasi pencegahan stunting. Sebab kelompok muda saat ini yang akan melahirkan anak-anak generasi penerus bangsa.
“Adik-adik yang bisa mencegah stunting. Saatnya yang muda yang berencana. Dan Badung itu menjadi daerah yang stuntingnya terendah di Indonesia. Rata-rata nasional 24 persen untuk stunting, di sini hanya 8 persen. Maka kami berterima kasih kepada Bapak Bupati dan Bapak Gubernur karena Bali sudah memberi contoh di tingkat nasional,” papar Hasto.
Saat pembukaan Festival Genre selesai, Puan lalu menyapa para peserta acara. Anak-anak SMA yang hadir pun banyak yang berbincang dengan Puan.
Tak sedikit remaja peserta acara yang mengelilingi Puan. Mereka meminta untuk selfie bersama dengan Puan sebelum meninggalkan lokasi acara. (R/L..).