FOTO. FOTO. Inilah salah satu SUTT sebagai salah satu saluran kelistrikan yang membentang diatas langit Pulau Lombok, yang sudah dibangun PLN UIP Nusa Tenggara. |
MATARAM, BL - Sistem transmisi, baik itu saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan juga gardu induk (GI) merupakan sarana infrastruktur ketenagalistrikan yang berfungsi menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit listrik menuju pusat beban/ demand pelanggan.
PT PLN (Persero) UIP Nusa Tenggara yang memiliki tugas untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan yang tersebar dari provinsi Nusa Tenggara Timur hingga provinsi Nusa Tenggara Barat telah menyelesaikan pembangunan 36 saluran udara tegangan tinggi (SUTT) sepanjang 2.677 kms (kilometer sirkit) dan 68 gardu induk dengan total kapasitas 2.040 MVA (mega volt ampere).
Untuk merealisasikan pembangunan tersebut, PLN menggunakan material dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) rata – rata sejumlah 79%.
General Manager PLN UIP Nusa Tenggara, Wahidin, mengatakan, bahwa proses konstruksi sistem transmisi yang dilaksanakan PLN, baik pada sisi pekerjaan sipil dan elektro mekanikal dominan ditopang produksi dalam negeri.
“Dengan angka rata – rata capaian TKDN 79% menunjukan bahwa kontribusi dalam negeri untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan PLN, khususnya pada pembangunan sistem transmisi memberikan gambaran peranan penting industri dalam negeri pada rantai pasok insfratruktur tenaga listrik,” ujar Wahidin pada wartawan, Rabu (17/8).
Pada bulan Juli lalu, Direktur Utama PLN Bapak Darmawan Prasodjo menyampaikan pentingnya langkah strategis dalam peningkatan TKDN sektor ketenagalistrikan, karena penggunaan produk hasil industri dalam negeri mampu memberikan dampak gairah pertumbuhan ekonomi.
“Arahan dari Direktur Utama PLN sudah sangat jelas, dan tentunya sangat selaras dengan visi perusahaan, sehingga pada tatanan eksekusi proyek ketenagalistrikan yang kami laksanakan, harus mencerminkan perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ungkap Wahidin.
Ia mendaku, bahwa sistem transmisi yang sudah terealisasi pembangunanya seperti sistem transmisi Looping (ring)Lombok.
Selanjutnya, Tol Listrik Sumbawa, Tol Listrik Flores, dan Tol Listrik Timor yang sudah beroperasi secara maksimal akan meningkatkan keamanan dan keandalan operasi, serta layanan pelanggan meningkat.
Di mana, lanjut Wahidin, prioritas pembangunan infrastruktur kelistrikan kedepannya akan menjawab tantangan penyediaan energi listrik, keandalan sistem, menurunnya losses, pendorong terbukanya aktifitas ekonomi di segala sektor.
"Dan, tentunya penghematan pada biaya pokok penyediaan tenaga listrik," ucap dia.
Wahidin menegaskan, untuk menghadapi tantangan kedepan, PLN dituntut untuk melakukan trobosan dan tetap proaktif mengutamakan penggunaan produk dalam negeri, tetap mendorong dan memberikan kesempatan bagi industri dalam negeri untuk dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas produk – produk komponen infrastruktur ketenagalistrikan, dengan semangat tetap menjaga kualitas dan profesionalitas perusahaan.
“Langkah transformasi digital yang dilakukan PLN adalah menerapkan e-procurement, menandakan bahwa PLN menyiapkan digital dashboard yang memuat TKDN elektronik dan melalui platform digital tersebut dapat memudahkan pengelolaan pengadaan dan mendorong industri lokal berpartisipasi memenuhi kebutuhan supply chain PLN sehingga terjalin kerja sama untuk mencapai pasokan listrik yang andal,” jelas Wahidin.
Ia menambahkan, untuk terus meningkatkan keandalan sistem, sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 – 2030 PLN akan membangun saluran tegangan tinggi, yakni diantaranya Sistem Timor yang mencakup Saluran udara Tegangan Tinggi Kupang - Naibonat.
Berikutnya, Sistem Flores yang mencakup Saluran Udara Tegangan Tinggi PLTMG Labuan Bajo – GI Bajo dan jalur Maumere – Larantuka.
Selanjutnya, Sistem Sumbawa yang mencakup Saluran Udara Tegangan Tinggi Taliwang – Maluk.
"Serta, Sistem Lombok yang mencakup Saluran Udara Tegangan Tinggi Mataram – Mantang dan Jeranjang – Sekotong," tandas Wahidin. (R/L..).