FOTO. Kepala Disnakertrans Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi (tengah) saat membuka acara Sosialisasi Pemberian Bantuan Modal Usaha Dalam Bentuk Peralatan Program Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCHT) Tahun 2022 |
MATARAM, BL - Kesejahteraan petani dan buruh tani tembakau menjadi perhatian besar dari Pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Melalui anggaran DBHCHT tahun 2022 ini, Gubernur NTB telah mengalokasikan sebagian DBCHT untuk bantuan peralatan wirausaha bagi putra-putri petani dan buruh tani tembakau yang memenuhi syarat.
"Tahun ini, selain kita mengalokasikan DBCHT untuk program JKK dan JKM bagi 10 ribu orang petani dan buruh tani tembakau, memberikan pelatihan keterampilan bagi keluarga petani/buruh tani tembakau, kita juga memberikan bantuan modal usaha dalam bentuk peralatan untuk berwira usaha bagi para alumni pelatihan kerja yang belum terserap dalam pasar kerja," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, saat membuka acara Sosialisasi Pemberian Bantuan Modal Usaha Dalam Bentuk Peralatan Program Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCHT) Tahun 2022 di Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Senin (8/8).
Sosialisasi ini dilakukan untuk memberikan informasi terkait petunjuk teknis penyusunan proposal bantuan modal usaha dalam bentuk peralatan dan merupakan tindak lanjut kegiatan verifikasi dan klarifikasi data yang telah dilakukan oleh Disnakertrans NTB.
Sosialisasi ini diikuti oleh sebanyak 20 orang pemuda dan pemudi Desa Kebon Ayu yang merupakan alumni sekolah kejuruan dan lulusan pelatihan kerja baik yang dilakukan oleh BLK dan LLK maupun lulusan Pelatihan LPKS dan BLK Komunitas dengan skill/kejuruan di bidang menjahit, tata boga, las dan perbengkelan otomotif.
Ada tujuh tahapan pemberian bantuan modal usaha dalam bentuk peralatan program DBHCHT. Di antaranya, verifikasi, sosialisasi, penyusunan proposal, verifikasi proposal, penyerahan bantuan, pelaporan, monitoring dan evaluasi.
Berdasarkan data statistik, terdapat lebih dari 45 ribu orang petani dan buruh tani tembakau di NTB. Dari jumlah tersebut, sekitar 20 ribu lebih berada di Kabupaten Lombok Timur, kemudian belasan ribu di Loteng dan sisanya Kabupaten Lombok Barat dan KLU. Sedangkan, di Pulau Sumbawa sebanyak 2 ribu orang dengan jumlah terbesar berada di Kabupaten Dompu.
“Juli kemarin, BLKDLN NTB telah membuka satu paket kejuruan las dengan pembiayaan melalui anggaran DBHCHT yang diikuti oleh 16 orang berasal dari Desa Gontoran yang merupakan daerah penghasil tembakau,” kata Gede.
Menurut dia, tujuan diadakannya pelatihan adalah adalah memberikan dan meningkatkan keterampilan dan kompetensi daya saing bagi keluarga petani dan buruh tani yang nantinya dapat mengurangi pengangguran angkatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan angkatan kerja.
Begitu pula dengan adanya bantuan modal usaha dalam bentuk peralatan dapat membuka pikiran keluarga petani dan buruh tani tembakau agar memiliki visi ke depan untuk menjadi pengusaha yang profesional dan kompeten.
“Mari kita mengubah mindset bahwa keluarga petani dan buruh tani tembakau tidak selamanya hanya menjadi petani tembakau saja, tetapi bisa juga menjadi pengusaha. Dengan skill yang baik dan ketersediaan modal usaha berupa peralatan adalah kunci menjadi pekerja mandiri,“ tandas Gede Aryadi. (R/L..).