Vaksin BUMN Biofarma Upaya Bangun Kemandirian Bangsa Indonesia -->

Vaksin BUMN Biofarma Upaya Bangun Kemandirian Bangsa Indonesia

Selasa, 12 Juli 2022, Selasa, Juli 12, 2022

 

FOTO. dr. Yetty Movieta Nency.



MATARAM,  BL - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menyetujui uji klinis vaksin Covid-19 BUMN kerja sama Bio Farma dan Baylor College of Medicine. Vaksin ini diharapkan bisa sebagai stok ketersediaan untuk dosis ketiga atau booster masyarakat Indonesia.


Peneliti Utama Uji Klinis Vaksin Covid-19 BUMN Universitas Diponegoro (Undip) Center Semarang & Lombok, dr. Yetty Movieta Nency, menegaskan, bahwa pengembangan vaksin BUMN bermakna penting bagi upaya membangun kemandirian dalam penyediaan vaksin, yang sangat dibutuhkan. 


Mengingat, pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir dan masih mungkin muncul kembali.


Menurut Dokter Yetty, dengan jumlah penduduk yang banyak. Tentunya, negara Indonesia membutuhkan kemampuan untuk menyediakan vaksin secara mandiri guna meningkatkan kekebalan warganya terhadap Covid-19.


"Kemampuan untuk memproduksi vaksin Covid-19 secara mandiri. Yang utama itu, dapat mengurangi beban biaya kesehatan dari impor vaksin. Ingat ya, vaksin yang ada saat ini kebanyakan mayoritas impor dan disitu sudah Lumayan besar uang negara kesedot untuk pembeliannya," jelas dia menegaskan pada wartawan, Selasa (12/7).


Selain itu, ia mengatakan, vaksin yang diproduksi secara domestik tentu lebih sesuai dengan karakteristik dari masyarakat Indonesia.


Menurut Dokter Yetty, pengembangan vaksin BUMN mesti dilakukan sesuai dengan kaidah saintifik yang berlaku secara internasional berkoordinasi dengan ahli dan lembaga terkait seperti Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Organisasi Kesehatan Dunia.


Sementara itu, Vice President Corporate Secretary & Investor Relations Bio Farma, R Rifa Herdian, mengaku bahwa,  prioritas vaksin Covid-19 BUMN juga bakal menyasar kelompok anak. Hal ini dikarenakan belum banyak vaksin yang beredar di Indonesia maupun dunia untuk vaksinasi anak.


Meski begitu, uji klinis fase ketiga baru akan dilakukan pada 4.050 subjek dengan batasan usia 18 hingga 70 tahun. Artinya, masih perlu penelitian lanjut terkait vaksinasi BUMN untuk booster dan usia anak.


"Pertama memang kita melakukan uji klinisnya untuk yang primer dua satu dua tapi karena ini jumlah vaksinasinya sudah cukup besar, kemungkinan besar nanti prioritasnya adalah untuk booster, uji klinis untuk booster dan juga untuk anak," jelas Rifa saat berdiskusi dengan jurnalis NTB di Mataram, beberapa hari lalu. 


"Karena memang belum banyak vaksin yang mendapatkan license untuk anak ini, jadi prioritasnya akan seperti itu," sambung dia. (R/L...)

TerPopuler