FOTO. Salah satu peternak di Lombok Barat tengah melihat hewan ternaknya jelang Idul Adha |
MATARAM, BL - Nurmah (57) seorang peternak sapi di Kelompok Rumput hijau yang baru diarit Nurmah (57) pada pagi hari ini, Selasa (5/7), terlihat masih segar.
Namun, ketiga sapinya terlihat enggan menyantap dedaunan itu.
Peternak sapi yang masuk di Kelompok Ternak Tani Reyan Baru, Kelurahan Gerung, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, itu mengatakan sapi peliharaannya kehilangan selera makan sejak sepekan terakhir.
"Sapi kami mengalami penurunan berat badan drastis sampai beberapa kilogram selama seminggu ini," kata Nurmah pada wartawan kandang miliknya, Selasa (5/7).
Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) memberi dampak signifikan pada peternak sapi.
Menjelang Hari Raya Idul Adha, peternak sapi mengaku harga sapi mereka turun hingga Rp5 juta per ekor. "Ya ada, yang harga Rp15 juta jadi kurang 10 juta," ujar Nurmah.
Ia mengaku merugi. "Sapi yang sakit kita yang ndak bisa makan," ungkap Nurmah.
Menurut dia, hingga pekan terakhir jelang Idul Adha, pihaknya belum menerima permintaan ternak untuk dijadikan hewan kurban.
"Untuk kurban belun ada, biasanya nanti pemesanannya secara pribadi," ucap Nurmah.
Di kandang kolektif peternak Reyan Baru, total terdapat sekitar 300 ekor sapi.
Saat kasus PMK mulai masuk ke Lombok, seluruh ternak di kandang tersebut terkena PMK. Salah satunya, milik peternak lainnya, Sudirman. Di mana, moncong sapinya, terlihat busa, sedangkan di hidungnya ada luka.
Karena mendengar penyakit mulut dan kuku (PMK) ternak sedang merebak di Indonesia, pria ini langsung mengadukan keadaan sapinya ke kantor kelurahan.
Petugas kelurahan kemudian mengambil sampel sapi itu untuk diperiksa.
Hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan beberapa hari silam kemudian menyatakan ternak Hardiyanto seluruhnya terjangkit PMK.
Peternak ini tidak menyangka, penyakit hewan ini sebelumnya hanya didengar di televisi, kini sudah menyerang sapi-sapinya.
"Saya tahu PMK dari berita TV. Awalnya saya kasihan dengan peternak di Jawa yang sapinya kena PMK. Saya sama sekali tidak menyangka ternyata sapi saya juga kena pada akhirnya," ungkap Sudirman.
Di sebelah kandang sapi milik Sudirman, terdapat beberapa kandang sapi milik warga lainnya, ada dua sapi lain yang juga terkena PMK.
"Di sekitar rumah saya ada lima sapi kena PMK, tempat lain juga ada," jelas Sudirman.
Saat ini, sapi-sapi itu dalam perawatan. Hewan itu telah diberikan obat dan didisinfeksi kandangnya.
Di tengah harapan agar ternaknya segera pulih dan gemuk kembali, Sudirman harus rela tidak mendapatkan keuntungan apa pun pada Idul Adha tahun ini.
Padahal, kurban yang dilakukan umat muslim saat Idul Adha biasanya jadi saat peternak mendulang rezeki.
Sudirman, mengatakan, bisa menjual hingga lima ekor sapi menjelang Idul Adha.
"Kami tak bisa menjual sapi tahun ini, pemerintah telah mengisolasi sapi di desa tak boleh keluar," tandas dia. (R/L..).